Mohon tunggu...
Senny Pellokila
Senny Pellokila Mohon Tunggu... Guru - Kebun binatang safari

Perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Peghormatan Manusia dan Penghormatan Allah

21 September 2023   14:26 Diperbarui: 24 September 2023   18:57 623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Ada seorang pendeta ternama, melayani di pedalaman Malaysia, dia kaget karena yang menjemput dia adalah seorang guru besar di salah satu univ di Australi dan juga  memilih untuk menjadi misionaris di daerah itu.

Ia diberikan tempat tidur yang sederhana, jauh dari hotel berbintang, ke mana-mana di gonceng dengan sepeda, terkadang jalan, naik-turun gunung, capai, urut kaki sendiri, bahkan mandi di sungai, ada ular, lari.

Lalu ia tanya kepada Misionaris tersebut : Mengapa kamu memilih disini, banyak orang tidak mengenal engkau, bukankah seorang Profesor harus dikenal oleh banyak orang. Misionaris itu tersenyum dan mengatakan itulah kehendak Tuhan

Pendeta ini adalah salah satu pendeta yang sangat terkenal di Indonesia. Keman-mana di hargai di berikan fasilitas yang sangat memadai, tetapi di tempat ini jauh dari kata memadai, tidak ada orang yang mengenalnya, tetapi semangat pelayanannya tidak pudar.

Bahkan suatu hari masuk ke hutan dan duduk berefleksi di sana, dan menemukan sebuah daun mulai menulis sebuah lagu "Kemana saja ku telah sedia, di kota besar atau di desa jiwa sangat berharga di mata Tuhan.

Maka kalau kita ingin mencari kehormatan manusia, terus mengenang akan hal itu, maka tidak akan bertumbuh, tetapi kalau tujuannya untuk mengenal Tuhan, meninggikan Dia, maka walaupun tidak di hargai terus bersemangat mengerjakan apa yang Tuhan mau, itulah pertumbuhan.

Seorang senator setelah melewati masa 10 tahun di DPR, dan tidak terpilih lagi tentu kehilangan seluruh penghargaan dari manusia, apalagi pernah menjabat jabatan  di DPR, tetapi ia menutup semuanya dengan ucapan syukur sambil menyadari Tuhan dan tetap mau  berbuat yang terbaik dalam skop yang lain untuk bangsa ini.

 Maka maukah kita dalam hidup ini melepaskan kehormatan manusia, kalaupun kita di puji/ di hargai, puji Tuhan tetapi kalaupun tidak di hargai tetap puji Tuhan karena yang kita mau adalah meninggikan Tuhan, bukan meninggikan diri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun