Mohon tunggu...
Senny Pellokila
Senny Pellokila Mohon Tunggu... Guru - Kebun binatang safari

Perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Nehemia, Pemimpin yang Brilian

3 Juli 2023   19:56 Diperbarui: 3 Juli 2023   20:03 595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tentu dalam hidup ini, kita ingin mengahsilkan suatu karya yang besar atau suatu master piece, itu adalah suatu hal yang sangat menyenangkan bagi kita. Tetapi yang perlu diingat karya besar itu bukanlah keinginan kita tetapi keinginan Tuhan melalui hidup kita. Dan juga menghasilkan suatu karya besar bukanlah hal yang mudah karena butuh startegi, disiplin dan bagaimana cara menghadapi tantangan yang ada sehingga hal itu bisa terlaksana. Tetapi kalau bisa menyelesaikan semuanya itu maka ada sukacita yang besar  yang bukan hanya di nikmati oleh kita tetapi oleh banyak orang. Nah inilah yang di kerjakan oleh Nehemia.

Pada waktu ia mendengar tembok  Yerusalem sudah hancur, ia sangat sedih, menangis, berdoa dan berpuasa. Ia melakukan semuanya karena ia sadar bahwa saudara-saudaranya dalam keadaan bahaya karena hidup mereka bisa saja lenyap, karena kita tahu pada saat itu perlindungan dari suatu kota adalah tembok yang mengelilingi kota itu, maka kalau tembok itu sudah runtuh maka kota itu dengan mudah di hancurkan.

Ternyata setelah doa puasa selama 4 bulan dan di ujung akhir dari pada doanya ia ingin mendapat ijin dari raja agar ia bisa ke Yerusalem untuk menegani hal tersebut. Wah ini hebat.

Berarti dalam pergumulannya selama 4 bulan dia tahu bahwa Tuhan memimpin dia untuk pergi ke Yerusalem. Jadi pada mulanya dia sangat bersedih akan kondisi itu, tetapi setelah itu dia sadar bahwa Tuhan memimpin dia ke sana.

Dengan kata lain ia pergi ke Yerusalem bukan hanya keinginannya tetapi keinginan Tuhan. Berarti di sini kita melihat kepekaan itu muncul karena hubungan yang intim dengan Tuhan

Nah terkadang kita hanya bekerja secara umum, bekerja dengan baik, itu saja,  tetapi bisa jadi kita tidak memahami secara spesiifik apa yang Tuhan mau untuk kita kerajakan, padahal yang namanya rencana itu kan harus spesifik dan bisa jadi Tuhan ingin membisikan kepada kita tetapi kita tidak intim denganNya,  Kepekaan Nehemia akan tugas yang spesifik itu muncul karena keintimannya dengan Tuhan.

Kalau saudara ingin karir yang naik itu hal yang wajar, tetapi dalam posisi yang bagaimana saudara bisa berkarya dengan efektif untuk Tuhan, itu butuh kepekaan Tuhan, saudara ingin memberantas korupsi itu adalah panggilan umum, tetapi bagaimana memulainya, siapa yang harus di pengaruhi duluan untuk bisa menolong maka itu butuh kepekaan dari Tuhan. Bisa jadi itu juga muncul melalui pemikiran kita, tetapi perlu diingat, kita bisa salah oleh karena itu kita butuh Tuhan

Nah disinilah keistimewaan Nehemiah, ia punya ide untuk membangun kota tersebut, tetapi membangun kota butuh pemimpin yang menggerakan rakyat, dia berpikir siapa yang bisa jadi pemimpin tentu orang yang di kenal raja. Nah dirinya adalah orang yang di kenal raja. Bisa jadi ia berpikir akan hal itu, tetapi dia sadar  bukan hanya itu tetapi perlu berdoa untuk terus bertanya pada Tuhan.

Selanjutnya dalam mengerjakan  apa yang Tuhan mau, maka Nehemia membuat strategi yang hebat dan cepat sekali, pada waktu raja bertanya kenapa mukamu muram  dia kaget karena ini bisa bahaya, (siapa yang berani muram di hadapan raja : berarti ia tidak menyukai pekerjaannya) tetapi dia langsung berdoa dan mengatakan :

Bagaimana mukaku tidak muram kalau kota tempat perkuburan nenek moyangku,.. dia bukan mengatakan kota asalku, tetapi kota perkuburan nenek moyang karena dia tahu orang Media-persia sangat menghormati tempat leluhur mereka. Berarti ia sudah berpikir sebelumnya sehingga pada waktu di tanya dia langsung menjawab dengan cara seperti itu walaupun sangat kaget,  karena bahaya yang menanti.

Ini juga sangat kelihatan pada waktu raja meniginjinkan dia, dia langsung minta surat agar para bupati di dearah yang dilewati menginjinkan dia, juga surat agar ia bisa membawa kayu-kayu yang baik di daerah itu untuk membangun bait Allah dan pintu gerbang. Wah cemerlang sekali, berarti ia sudah mempersiapkan dengan matang sehingga pada waktu raja mengiyakan langsung di ikuti oleh beberapa permintaan yang penting.

Suatu rencana akan berhasil tentu butuh strategi yang cemerlang dan ini di lakukan oleh Nehemia dengan baik. Kalau startegi tidak cemerlang, kita akan berjalan sangat lambat bahkan tidak maju-maju, ini mungkin seperti pembangunan suatu gereja, beberapa bulan hanya berjalan di tempat padahal rencananya baik karena itu merupakan kebutuhan yang mendesak karena jemaat sudah sangat banyak.Tetapi  kesulitan dalam fundraising, memotivasi jemaat dan sebagainya.

Ini berbeda dengan Nehemia, dia hebat dalam rencannya juga strateginya cemerlang dan mampu memotivasi untuk terus bersemangat dan menang terhadap  tantangan.

 

Kalau kita melihat lebih lanjut Nehemia dalam mengerjakan rencana tersebut menghadapi berbagai tantangan  baik dari dirinya, rakyatnya maupun orang-orang yang tidak menyukai dia membangun tembok tersebut, dan itu bisa mengagalkan dia dalam mengerjakan rencananya.

Caranya dia, ia membukakan bahwa mereka butuh perlindungan, lalu ia memotivasi mereka sampai akhirnya mereka secara serentak megatakan kami siap untuk membangun dalam pasal dua. Berarti ia seorang motivator yang bagus dalam membangkitkan semangat.

Menyemangati diri itu perlu, menyemangati tim itu di  butuhkan karena kita harus terus bersemangat dalam bekerja, semangat tidak boleh kendor dengan kondisi yang ada, maka banyak isntitusi butuh motivator, tetapi Nehemiah bukan hanya sampai disitu. Dalam pasal 4 pada waktu mereka sudah lemah karena harus terus bekerja tetapi musuh akan siap menyerang maka merekapun harus siap berperang, maka Nehemiah katakan : Jangan kamu takut kepada mereka tetapi ingtalah kepada Tuhan yang maha besar dan dahsyat.

Wah ini motivasi yang luar biasa bahwa mereka lemah tetapi Tuhan itu maha besar dan dahsyat yang bisa memampukan mereka yang lemah untuk menang terhadap musuh. Dan ini memang sangat di butuhkan, karena lagi membangun, dan musuh siap menyerang, bagaimana menghadapi dua-duanya apalagi secara fisik sudah terkuras, maka ingatlah ada Tuhan.

Jadi dia bukan memotivasi mereka untuk tetap semangat tetapi untuk tetap beriman kepada Tuhan sehingga bisa menang. Bukankah hal-hal ini di butuhkan dalam kita merencanakan dan mengoalkan rencana kita.

Bukankah hal ini yang di tunjukan oleh Tuhan kita Yesus Kristus kepada para muridNya : Visinya seluruh dunia menjadi murid (wah sulit) dan caranya dengan membina dua belas orang (berarti yang ditekankan adalah kualitas dan bukan kuantitas), dan terbukti berhasil.

Pada waktu murid-murid menghadapi tantangan tetapi mereka terus bersemangat, pada waktu ada penganiyaan tidak membuat mereka kendur tetapi semakin berani dan itu yang dinyatakan dalam Kisah para rasul 4: 29.   

  • Dan sekarang, ya Tuhan, lihatlah bagaimana mereka mengancam kami dan berikanlah kepada hamba-hamba-Mu keberanian untuk memberitakan firman-Mu. 30 Ulurkanlah tangan-Mu untuk menyembuhkan orang, dan adakanlah tanda-tanda dan mujizat-mujizat oleh nama Yesus, Hamba-Mu yang kudus."

Maka sebagi pemimpin kita perlu peka apa yang Tuhan mau, bisa merancang strategi dengan baik dan bisa memotivasi banyak orang untuk melaksankan strategi kita, dan bagi Nehemiah itu hanya bisa terjad karena kedekatan dan kemampuan yang datang dari Tuhan, maka ia selalu berhubungan dengan Tuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun