Biasanya nilai keberhasilan seseorang itu selalu di ukur dengan materi, ketenaran, dan lain lain. Dan hal ini selalu di turunkan dalam setiap generasi. Mungkin orang tua akan katakan kepada anaknya, nak kamu itu harus seperti dia, dia itu orang yang terpandang di sini. Dia punya pekerjaan yang bergensi, rumah mewah, dan materi yang berlimpah.
Atau kalau misalnya ada saudaranya yang berhasil dalam pendidikan  dan punya pekerjaan yang baik, maka orang tuanya akan katakan : kamu harus sekolah seperti dia, habis S1 harus S2, bila perlu sampai S3,  kalau ada buka S4 ambil S4, lama-lama dia bisa mabuk sekolah.
Tetapi yang menjadi pertanyaan : Bagaimana keberhasilan dalam pandangan Tuhan ? Ternyata  keberhasilan dalam pandangan Tuhan sama dengan pandangan manusia, yaitu apabila orang itu ditinggikan / di sanjung oleh Tuhan.
Kalau kita melihat dalam kitab Yesaya 52 : 13 di katakan : Hamba Tuhan ini akan berhasil. Berhasil dalam hal ini Ia akan di tinggikan, di sanjung, di muliakan. Wah menyenangkan sekali.
Kalau bpk/ibu ditinggikan, disanjung pasti sangat menyenangkan, tetapi ternyata di tinggikan dan di sanjung bukan oleh manusia, tetapi oleh Allah seharusnya lebih menyenangkan tetapi susahnya tidak ada orang yang tahu.
Kalau kita melihat dalam teks Firman Tuhan ini mengapa hamba Tuhan ini di katakan berhasil atau di sanjung oleh Allah ? Karena Dialah yang menanggung dosa kita. Yesaya 52, mengatakan "Dialah yang menanggung penyakit kita, kesengsaraan kita, pemberontakan kita dan kejahatan kita sekalian. siapa yang mau ?
Bpk/ibu pembaca adalah orang baik, mau tidak bapak, ibu tanggung sakit, sengsara dan kejahatan saya. Berarti hal ini tidak bisa di kerjakan manusia apalagi menanggung dosa, berarti jelas hamba Tuhan yang di maksud di sini adalah Kristus karena Dia suci sehingga bisa menanggung dosa manusia.
Dan yang paling sadisnya juga di katakan Yesaya 53 :7, TUHAN telah menimpakan kepadaNya kejahatan kita sekalian. Saya pikir orang yang paling jahat di Nerakapun tidak bisa seperti ini, orang yang paling jahat hanya menangung kesalahannya sendiri tetapi Allah menimpakan kepada Yesus kejahatan kita semua. Waduh itu sesuatu yang tidak mungkin.
Itu adalah sesuatu sungguh terjadi bukan tidak mungkin karena Dia adalah Tuhan maka Ia bisa menanggung dosa seluruh manusia, maka Dia di tinggikan, Dia di muliakan. Dia berhasil  karena mengerjakan kehendak Bapa dalam konteks ini menanggung dosa manusia.
Jadi bapak, ibu bisa di puji oleh Tuhan, bisa berhasil kalau mengerjakan akan kehendak Tuhan  dan untuk kemuliaan Tuhan