Mohon tunggu...
Senny Pellokila
Senny Pellokila Mohon Tunggu... Guru - Kebun binatang safari

Perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sudah Taat Tetapi Jalannya Tidak Mulus

9 April 2022   05:10 Diperbarui: 9 April 2022   05:17 601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerita tentang keluarnya Abram dari negerinya adalah cerita yang sangat tidak asing bagi kita, tetapi dari kisah ini kita dapat melihat bahwa Tuhan hanya memberkati seseorang apabila orang itu taat kepada Tuhan. Tuhan katakan pada Abram : Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyur dan engkau akan menjadi  berkat.

Seandainya Abram itu tidak mau taat kepada Tuhan, maka ia tidak menjadi bangsa yang besar, tetapi karena ia taat maka keturunannya secara rohani menjadi bangsa yang besar, jumlahnya seperti pasir dilaut dan bintang di langit yang tidak bisa di hitung banyaknya.

Karena Abram mau taat dari garis keturunannya lahirlah Kristus, juruslamat dunia. Karena Abram mau taat maka namanya menjadi masyur/ besar sampai sekarang, karena Abram mau taat maka dia dan keturunannya menjadi berkat bagi banyak orang saat ini.  Jadi Abram diberkati  pada waktu ia  taat kepada Tuhan

Kita pun sama, kita hanya diberkati apabila mau taat kepada Tuhan. Kalau kita tidak hidup benar dan bekerja dengan benar, Tuhan tidak akan menolong/memberkati kita. Mazmur 5: 13 mengatakan : Engkaulah yang memberkati orang benar, ya Tuhan. Berarti hanya orang yang hidup benar saja diberkati oleh Tuhan.

Pada waktu Israel hidup benar, mereka bisa mengalahkan Yerikho kota yang sangat besar, tetapi pada waktu tidak benar maka Ai, kota yang sangat kecil bisa mengalahkan mereka.

Pada waktu Saul hidup benar maka kerajaannya kokoh, pada waktu hidup tidak benar, mempersembahkan korban yang seharusnya hanya dilakukan oleh imam maka Tuhan menolak dia menjadi raja. Jadi kalau mau diberkati Tuhan/ di tolong Tuhan maka hidup sesuai dengan apa yang Tuhan mau.

Maka terkadang ada orang yang tidak punya jabatan yang tinggi, uang yang banyak, tetapi hidup bahagia, terus dipelihara oleh Tuhan karena hidup benar, tetapi orang yang punya uang yang banyak tidak pernah merasa cukup dan bahagia karena hidup bukan sesuai dengan apa yang Tuhan mau, tetapi menurut apa yang ia mau.

Elia dipelihara oleh Tuhan melalui burung gagak, melalui sungai kerit, melalui janda di Sarfat karena terus mengarahakan diri pada Tuhan/ hidup benar. Tetapi pada saat tidak mengarahkan diri lagi kepada Tuhan/ hidup tidak benar maka yang timbul adalah ketakutan, kecemasan bahkan ingin mati pada waktu di ancam oleh Isabel. Ini adalah anti klimaks.

Jadi Pada waktu  mengarahkan diri pada Tuhan merasa Tuhan hidup dan bisa menolong kita, tetapi pada waktu tidak mau mengarahkan diri lagi pada Tuhan/ hidup tidak benar maka yang timbul adalah ketakutan dan kecemasan.

Jadi walaupun sudah kaya, punya segalanya tetapi kalau hidup tidak benar/tidak mengarahkan diri pada Tuhan maka  yang ada adalah ketakutan dan kecemasan karena tidak merasakan pemeliharaan Tuhan.

Selanjutnya pada waktu Abram taat kepada Tuhan dan melangkah keluar dari Haran menuju kanaan, itu bukan hal yang gampang. Jarak antar Haran dan Kanaan kira-kira lebih dari pada 600 KM dengan kondisi jalan yang tidak seperti sekarang. Dan coba apa yang dibawa Abram. Dikatakan ia membawa Sarah, Lot, segala harta benda (termasuk ternak-ternak) dan para hamba atau budak.

Jadi  konvoi yang besar yaitu hewan dan manusia berjalan-berhenti, berjalan-berhenti sampai 600 KM lebih. Lalu bagaimana dengan makanan selama perjalanan yang tentu membutuhkan waktu yang cukup lama, Belum lagi kalau ada penganggu-penganggu/penyamun, yang menyerang mereka maka jelas itu bukan hal yang gampang.

Jadi walaupun Abram sudah taat, tetapi tidak gampang. Saat ini orang mengira kalau dia taat kepada Tuhan, maka jalan hidupnya  akan mulus/jalan tol tidak ada hambatan, jadi kalau sudah taat pasti akan sukses, sudah taat pasti karir akan bagus, bisnis akan bagus. Tetapi Abram menunjukan kepada kita walaupun sudah taat tetapi untuk sampai kepada maksudnya Tuhan tidak gampang.

Maka kalau bukan Tuhan yang katakan tidak mungkin Abram meninggalkan daerahnya, sulit untuk meninggalkan kemapanan yang sudah ada, apalagi negeri tujuan itu belum diberitahu (akan kutunjukan padamu, berarti nanti baru di beritahu).

Jadi Abram mau taat karena Tuhan yang katakan dan juga adanya berkat Tuhan. Mungkin pada waktu Abram mendengar perkataan Tuhan  : Kalau kamu keluar dari negerimu, maka Aku akan memberkati engkau dan membuat namamu masyhur. Abram sukacita tetapi pada waktu dia menjalani terasa sulit luar biasa, terasa jauh sekali perjalanan itu, dan yang terutama sulit  mendapatkan makanan untuk mereka semua, karena tidak tinggal tetap.

Tetapi luar biasa, walaupun sulit, tidak membuat  dia membalikan kembali langkahnya, terus melangkah menuju pada apa yang Tuhan inginkan.

Ini kebalikan dengan orang Israel yang berjalan di padang gurun, pada waktu menghadapi kesulitan ingin kembali ke Mesir, begitu banyak pengeluhan-pengeluhan yang mereka utarakan kepada Musa dan Tuhan.

Dengan kata lain  mereka tidak ingin menghadapi kesulitan kalau sudah mengikuti Tuhan, tetapi Abram berbeda dengan mereka, dia siap menghadapi kesulitan pada saat itu karena ia tahu ada rencangan Tuhan yang indah buat dirinya nanti

Kita pun demikian, Tuhan punya rancangan yang indah buat kita, Dia ingin memberkati kita tetapi untuk sampai pada tahap itu maka harus melewati onak dan duri yang ada. Tuhan katakan : Rancangan Tuhan buat diri kita adalah rancangan damai sejahtera, bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.

Itulah berkat Tuhan pada kita, tetapi untuk sampai pada hal itu maka jalannya tidak mulus, banyak hambatan yang dihadapi tetapi bersama dengan Tuhan maka bisa melewati semua itu.

Seandainya Abram tidak ingin melanjutkan perjalanan yang mungkin melelahkan itu, maka ia tidak akan pernah mendapatkan berkat Tuhan ini, begitupun kita. Kalau tidak ingin melewati jalan yang penuh dengan onak duri dan badai maka tidak akan pernah merasakan berkat dari Tuhan, oleh karena itu jika ingin mendapatkan berkat Tuhan, maka taatlah sampai pada akhirnya.

Ini sama seperti seorang ibu yang membesarkan tujuh orang anak, pada waktu suaminya mati ia masih muda dan tidak bekerja dan anak-anakanya masih kecil, ia merasa tidak sanggup, tapi anak-anakanya berpengharapan pada dia, akhirnya dia mulai bekerja, berdoa, berpusa dan berpengharapan pada Tuhan

Bahkan terkadang dia tidak berani membeli bakso yang ada, karena kalau membeli maka ada anak yang makan dan ada yang tidak. Tetapi sesulit itu tidak menyurutkan semangatnya untuk hidup benar dan mendidik anak-anaknya dalam kebenaran.

Dan kesetiaanya akhirnya di berkati Tuhan. Anak-anaknya menjadi orang-orang yang takut akan Tuhan bahkan tiga orang anak sampai gelar doctor dan di pakai Tuhan menjadi berkat yang berarti untuk Indonesia maupun dunia.

Maka Tuhan akan memberikan kekuatan dan memberkati kita pada waktu kita setia sampai akhir, tetapi seandainya ibu ini menyerah maka tentu tidak akan mendapatkan hasil sepeti itu.

Selanjutnya apa rahasia Abraham bisa berhasil melewati segala tantangan ? Karena ia terus bergaul dengan Tuhan. Makanya dikatakan pada waktu ia sampai ke Sikhem, daerah Kanaan maka Abram membangun altar untuh Tuhan, begitu pula pada waktu ia pindah ke Betel, ia juga membangun altar untuk Tuhan.

Kalau terus-menerus membangun altar berarti menunjukan bahwa Abram ini adalah orang yang selalu mencari Tuhan, selalu bergaul dengan Tuhan. Maka hal inilah yang membuat Abram bisa setia dalam trayeknya Tuhan walaupun sulit.

Jadi keberhasilan Abram sampai ke tanah kanaan karena ia selalu bergaul dengan Tuhan. Keberhasilan Abram untuk bisa melewati berbagai kesulitan karena ia selalu mencari Tuhan.

Dan inipun juga berlaku untuk kita. Dimanapun, bagi setiap anak Tuhan kesulitan pasti akan ada, hanya bersama dengan Tuhan saja kita bisa melewati semuanya itu. Kalau tidak bersama dengan Tuhan maka kita akan menyerah.

Karena jujur semua orang tidak ingin menghadapi kesulitan, tidak ingin hidupnya penuh dengan badai. Kalau bisa, hidup ini tidak ada ujian sehingga semuanya naik kelas terus, tetapi tidak bisa!

Yang namanya hidup pasti akan ada kesulitan tetapi Tuhan itu begitu luar biasa baiknya kepada kita, Dia tidak meninggalkan kita, Dia mau menolong kita untuk melewati kesulitan tersebut, yang penting kita mau berada di dalam Dia.

Kesulitan itu bisa banyak hal, mungkin difitnah oleh teman, mungkin dijatuhkan oleh orang lain, tetapi kita bisa menghadapi semuanya itu, bisa hidup benar apabila terus bergaul dengan Tuhan, pada waktu tidak bergaul dengan Allah hati kita akan ciut, tetapi pada waktu bergaul dengan Allah maka kita bisa melihat bahwa Allah itu jauh lebih besar dari pada masalah yang kita hadapi.

Daud berani menghadapi Goliat karena ia memandang pada Allah, sedangkan prajurit yang lain termasuk Saul tidak berani karena mata mereka hanya melihat kepada Goliat yang sangat raksasa.

Jadi kalau terus bergaul dengan Tuhan, kita bisa menghadapi kesulitan karena kita melihat bahwa Allah itu jauh lebih besar dari pada kesulitan yang kita hadapi. Oleh karena itu jika ingin hidup benar, hidup setia maka teruslah bergaul dengan Tuhan.

Saya berada dalam lembaga pelayanan PERKANTAS yang sangat sederhana, bahkan dalam ART salah satu sumber dana adalah iman, terkadang lucu tetapi itulah yang terjadi.

Kami sering melakukan event yang besar setiap tahun bahkan  bisa membutuhkan uang sampai ratusan juta, pada waktu menghitung anggaran dan melihat angka tersebut hati ciut apalagi kalau mahasiswa penyelenggarannya, uang dari mana ?

Tetapi pada waktu berdoa melihat Tuhan jauh lebih besar dari pada semuanya itu, dan hati  penuh semangat mengerjakannya dan selalu saja akhir kegiatan pasti ada dana lebih. Terpujilah Tuhan

Maka pada waktu kita bergaul dengan Tuhan kita bisa melihat Allah jauh lebih besar dari kesulitan itu dan kita akan tetap tenang, maka teruslah bergaul dengan Tuhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun