Banyak orang mungkin mengakui kita adalah anak Tuhan karena terlihat dari aktifitas kehidupan yang kita lakukannya, Buktinya kita rajin ke gereja, pada waktu makan kita berdoa tetapi minum bisa jadi kita lupa, pada waktu ketemu orang kita katakan Syalom, kita sering mengirim kata-kata dan gambar rohani di FB, dan banyak orang katakan amin.
Orang di kantorpun mengatakan kita adalah pegawai yang baik, masuk kantor tepat waktu, bahkan  pulang selalu lembur, kita selalu kerja walaupun orang lain hanya kerja kalau ada duit, kita pun menghormati atasan dan mengasihi bawahan. Wah hebat sekali.
Tetapi tunggu dulu, ternyata yang kita lakukan hampir sama dengan anak muda yang kaya, yang di ceritakan dalam injil Matius  tetapi ternyata dia bukan anak Tuhan.
Kalau kita melihat anak muda yang kaya ini, dia begitu percaya diri, dia datang kepada Tuhan dan katakan : Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal ? Jelas ini bukan pertanyaan tanpa modal, karena ia sudah punya modal  yaitu mengikuti hukum-hukum Allah.
Lalu Tuhan katakan turutilah perintah Allah, : "Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."
Maka apa yang di katakannya ? Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang? Wah hebat sekali, pernyataan anak muda ini membuat semua murid yang ada di situ terkejut, bahkan mungkin Petrus matanya melotot dengan mulut yang terbuka dan katakan "Wao" kamu luar biasa.
Karena siapa yang menyangka walaupun masih muda  ternyata ia sudah setia mengikuti Allah. Ia  tidak membunuh, tidak berzinah, tidak mencuri, kitapun sama, tidak membunuh, tidak berzinah tetapi terkadang  mencuri. Hak orang lain kita ambil, uang kantor kita tilep, walaupun tidak berzinah tetapi kita suka akan selingkuh tipis-tipis. Tetapi anak muda ini tidak seperti itu, hebat.
 Kalau di kampus dia dapat nilai A, bahkan yang membuat murid-murid semakin terkejut dan rambut kepala mereka berdiri karena anak muda ini katakan : Akupun sangat menghormati dan mengasihi orang tuaku dan sesamaku. "Wao" sempurna, apa lagi yang kurang, ini adalah suami idaman, anak mantu idaman, karena sudah kaya, takut akan Tuhan dan mengasihi orang tuanya.
Tetapi ternyata masih ada yang kurang, dan itu adalah kebutuhan dia selama ini yang tidak ia sadari. Maka Yesus menyadarkannya. Yesus berkata: "Jikalau engkau hendak sempurna, (berarti anak muda hampir sempurna ) pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga.
Ternyata selama ini kebutuhan dari anak muda adalah mengumpulkan harta di sorga, dan dia tidak menyadari hal itu. Selama ini, Ia hanya mengumpulkan harta di bumi, ia mengira harta itulah yang menjadi pengharapan buat dia, harta itulah yang bisa menolong dirinya sehingga menggunakan harta itu untuk kemuliaan diri sendiri bukan untuk kemuliaan Tuhan, bukan untuk jadi berkat bagi sesama.