Mukanya sangat merah, menahan emosi langsung dengan nada keras dia katakan siapa yang mengambar ini, tidak ada yang mau mengaku. Lalu dosen itu katakan kalau begitu satu kelas tidak akan lulus. Akhirnya Agus berdiri dan katakan saya yang mengambar pak, dosen itu hanya diam, tapi akhirnya Agus tidak lulus, dan sialnya beberapa program mata kuliah yang di ajar dosen tersebut Agus tetap tidak lulus, akhirnya dia keluar kuliah.
Jadi  orang yang tersinggung dan di permalukan bisa berbuat seperti itu. Inipun sama seperti Herodias karena sangat di permalukan maka ia mencari kesempatan untuk membunuh Yohanes dan akhirnya kesempatan itu tiba pada waktu Herodes bersumpah memberikan hadiah bagi anaknya karena telah menyukakan hatinya dan hadiah itu adalah kepala dari John Pembaptis.
Maka di sini kita melihat ketidaksukaan, kebencian bahkan dendam bisa ada dalam kehidupan kita  apalagi kalau kita di perlukakan dengan cara yang tidak menyenangkan. (dosen yang saya ceritakan adalah orang Kristen dan  kelihatan bagus dalam kerohaniaan).
Maka apa yang harus kita lakukan, maka yang terutama kita harus takut Tuhan. Hal ini tidak ada dalam diri dari Herodias, karena tidak takut Tuhan maka ia mau berzinah, karena tidak takut Tuhan, maka ia tidak mau di tegur dosanya, karena tidak takut Tuhan maka dendamnya terus membara untuk membunuh John pembaptis.
Tapi apakah orang yang takut Tuhan, bisa lolos dari hal ini. Sepertinya tidak juga, karena banyak orang yang takut Tuhan tetapi masih dendam, banyak orang yang takut Tuhan masih ingin agar orang yang tidak di sukainya hancur. Pada waktu ia mendengar orang yang tidak di sukainya  mendapat musibah maka ia memuji Tuhan. Banyak orang yang takut Tuhan seperti itu.
Berarti kita belum sungguh-sungguh takut Tuhan, hanya takut Tuhan di bibir saja, dengan memujinya tetapi belum sampai di hati kita. Karena kalau kita takut akan Tuhan walaupun kita  jatuh dalam dosa tetapi ada rasa bersalah dan kita mau minta ampun dan meninggalkan dosa tersebut.
Inipun sama yang di alami oleh raja Daud. Pada waktu ia membunuh Uria dan mengambil istrinya Betsyeba, sepertinya ia menikmati hal tersebut. Tetapi pada waktu nabi Natan menegurnya bukannya marah, tetapi ia minta ampun kepada Tuhan.
Jadi orang yang takut akan Tuhan melihat suatu teguran yang benar, bukan hanya datang dari orang itu tetapi datang dari Tuhan untuk kebaikan dari dirinya. Seharusnya Herodias melihat bahwa teguran itu sebagai bentuk kebaikan Tuhan agar ia tidak berbuat kejahatan dan hidup dalam kejahatan. Tetapi Herodias tidak sampai pada titik ini karena tidak takut Tuhan.
Walaupun teguran itu datang dari John Pembaptis yang di anggap sebagai nabi oleh orang Yahudi pada saat itu tetapi itu tidak mempan dalam diri dari Herodias karena ia tidak takut Tuhan. Jadi hatinya tidak sedikitpun terbuka, walaupun teguran itu datang dari orang yang baik, seorang nabi.
Saya pikir kita jauh berbeda dengan Herodias apalagi dalam diri kita ada benih takut akan Tuhan, apalagi yang menegur kita adalah orang baik dan mencintai kita, maka seharusnya hati kita lembut terhadap teguran itu.
Seandainya kita selingkuh dalam pernikahan, mau lepas selingkuhan kita rasanya menyesal, lalu ada yang menegur kita, apakah kita akan mengabaikan teguran itu ?