Jadi yang bekerja untuk diri sendiri adalah orang bodoh karena pasti orang itu egoistis dan serakah sedangkan  yang bekerja dengan tujuan untuk menjadi berkat bagi orang lain berarti orang itu melayani Tuhan melalui pekerjaannya.
Jadi kita bekerja bukan tujuannya supaya mendapatikan gaji yang tinggi tetapi supaya bisa menjadi berkat bagi orang lain. Seperti sales menawarkan suatu produk bukan dengan tujuan mendapatkan imbalan yang wah, janji-janji yang mengiurkan berarti itu hanya untuk diri kita tetapi dengan tujuan menolong konsumen.
Saya ingat sekitar tahun 1996, pada waktu harga bensin naik, harga eceran melambung tinggi, jauh berkali lipat dari pada kenaikan di SPBU. Tetapi ada seorang pedagang eceran yang jualnya tidak terlalu mahal walaupun ada kenaikan. Lalu ada yang tanya kepada dia, mengapa tidak naikan harga sama seperti yang lain ?
Ia katakan bisa saja dinaikan tetapi saya akan merasa bersalah karena tujuan saya menjual untuk menolong bukan keuntungan semata.
Jadi kalau orang itu melayani Tuhan melalui pekerjaannya maka dia bekerja dengan tujuan untuk menolong, tetapi kalau dia bekerja untuk dirinya sendiri maka ia akan bekerja dengan tujuan mendapatkan keuntungan yang besar.
Maka yang bekerja untuk diri sendiri, yang terus-menerus melakukan penipuan, dan kepalsuan-kepalsuan. Walaupun ikan sudah melek tapi dikatakan baru turun dari perahu. Walaupun daging tidak pas 1 kg dan banyak tulang diktakan pas 1 kg, walaupun barangnya tiruan dikatakan ini asli. Kalau bekerja untuk melayani Tuhan tentu ia tidak akan melakukan hal itu karena ia akan berusaha untuk menolong  orang lain.
Dalam Alkitab, salah satu pekerjaan yang sangat di jengkel oleh orang-orang Yahudi adalah pemungut cukai, karena dikatakan mereka suka memeras. Mereka memeras karena mereka bekerja untuk diri sendiri sehingga mereka ingin mendapatkan keuntungan yang besar.
Tetapi Zakheus pada waktu dia bertobat, ia katakan : setengah hartaku, ku berikan pada orang miskin dan pada orang yang ku peras ku kembalikan 4 kali lipat. Ia bertobat, maka saya yakin pada saat itu ia tidak akan memeras orang lagi karena ia tidak bekerja untuk dirinya tetapi tetapi ia bekerja untuk Tuhan.
Jadi yang bekerja untuk Tuhan pasti berbeda dengan yang bekerja untuk diri sendiri. Maka milikilah sikap seperti ini, karena inilah yang diinginkan Tuhan bagi kita, kalau kita anak Tuhan maka bekerjalah untuk Tuhan.
Saya juga merenung tentang gembala yang baik dan gembala upahan. Tuhan katakan : Akulah gembala yang baik, gembala yang baik memberikan makan bagi domba-dombanya, saya katakan sama saja gembala upahanpun melakukan hal yang sama.
Lalu Tuhan katakan gembala yang baik pada waktu dombanya terluka maka ia akan merawat domba tersebut, saya katakan sama saja, gembala upahanpun melakukan hal itu. Â