Pecinan, atau kawasan Tionghoa di Jakarta, merupakan salah satu contoh bagaimana migrasi etnis dapat membentuk identitas budaya suatu wilayah. Sejak abad ke-17, imigran Tionghoa telah menetap di Jakarta, membawa tradisi, bahasa, dan kuliner yang khas. Dampak budaya dari migrasi ini terlihat dalam:
- Kehidupan Sosial: Pecinan menjadi pusat komunitas Tionghoa yang aktif, dengan berbagai festival budaya seperti Imlek dan Cap Go Meh yang dirayakan secara meriah. Hal ini memperkaya keragaman budaya Jakarta.
- Ekonomi: Banyak pengusaha Tionghoa yang berkontribusi pada perekonomian lokal melalui usaha kecil dan menengah. Mereka sering kali terlibat dalam sektor perdagangan dan kuliner, menciptakan lapangan kerja bagi penduduk lokal dan pendatang lainnya.
- Tantangan Sosial: Meskipun Pecinan kaya akan budaya, terdapat tantangan seperti stereotip negatif dan konflik sosial yang kadang muncul antara komunitas Tionghoa dan kelompok etnis lainnya.
- Kampung Melayu
Kampung Melayu adalah daerah yang juga mengalami perubahan signifikan akibat migrasi. Terletak di Jakarta Timur, kawasan ini menjadi tempat tinggal bagi banyak pendatang dari berbagai daerah. Dampak migrasi di Kampung Melayu meliputi:
- Perubahan Demografis: Peningkatan jumlah penduduk akibat migrasi menyebabkan kepadatan yang tinggi. Hal ini berimplikasi pada kebutuhan akan infrastruktur dasar seperti perumahan, pendidikan, dan kesehatan.
- Ekonomi: Kampung Melayu menjadi pusat kegiatan ekonomi informal, dengan banyak pendatang membuka usaha kecil seperti warung makan dan kios. Namun, hal ini juga menciptakan persaingan dalam pasar kerja lokal.
- Tata Kota: Urbanisasi yang cepat menyebabkan tantangan dalam pengelolaan tata ruang. Permukiman kumuh sering kali muncul sebagai akibat dari keterbatasan lahan dan infrastruktur yang tidak memadai.
REFERENSI
Kompas.id. (2023, 4 Mei). Jakarta Bukan Lagi Tujuan Migrasi. Diakses 30 Desember 2024, dari https://www.kompas.id/baca/riset/2023/05/04/jakarta-bukan-lagi-tujuan-migrasi
Munadi, S. K. P. (2022). Analisis Hubungan Migrasi terhadap Perekonomian di Provinsi DKI Jakarta. Jakarta: UIN Jakarta.
Kompasiana.com. (2024, 3 November). Migrasi Jakarta: Dampak Terhadap Pertumbuhan di DKI Jakarta. Diakses 31 Desember 2024, dari https://www.kompasiana.com/sabrinamuharani8230/67279d6cc925c478e361bc42/migrasi-jakarta-dampak-terhadap-pertumbuhan-di-dki-jakarta
Mukbar, Deni. (2009). "Kebijakan Terkait Migrasi dan Pola Migrasi." AKATIGA.
Kompas.id. (2023, 5 Mei) Mengapa Orang Tetap Tertarik Tinggal di Jakarta?. Diakses 30 Desember 2024, dari  https://www.kompas.id/baca/riset/2023/05/04/mengapa-orang-tetap-tertarik-tinggal-di-jakarta
News.detik.com. (2021, 22 Juni). Sejarah Kota Jakarta: Mulai Sunda Kelapa hingga Kini. Diakses 30 Desember 2024, dari https://news.detik.com/berita/d-5615538/sejarah-kota-jakarta-mulai-sunda-kelapa-hingga-kini
Cnnindonesia.com. (2022, 22 Juni). Sejarah Singkat Kota Jakarta yang Bermula dari Sunda Kelapa. Diakses 31 Desember 2024, dari https://www.cnnindonesia.com/nasional/20220620174224-31-811264/sejarah-singkat-kota-jakarta-yang-bermula-dari-sunda-kelapa
Geminius, Lee & Odang, Sutrisnowati. (2023). Pengembangan Budaya dan Sejarah Pelabuhan Sunda Kelapa Pada Era Modern. Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa). 4(2). 2009-2020.