Mohon tunggu...
Khairul Rizal
Khairul Rizal Mohon Tunggu... Tutor - Tutor ,pendaki

Dalam otak kata kata bersarang melalui lisan dan jari kata kata dihasilkan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sekelompok Anak Muda yang Menaruh Harap untuk Menjadi Aparatur Sipir Negara

10 Juli 2021   14:43 Diperbarui: 10 Juli 2021   14:47 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak tau memulai bercerita dari mana, ketika aku melihat para generasi seangkatan sangat memilah milih dalam pekerjaan,

Ada yang berpenghasilan dari hobi, ada yang berpenghasilan dari seni yang mereka geluti,

Kalo melihat yang seperti itu, aku ikut bangga dan ikut bahagia, tapi ada segelintir mereka yang membuat hati ku tergerak untuk merangkai kata, mereka tidak mau bekerja, lebih nyaman jadi pengangguran, aku mencoba bertanya pada segelintir orang, kenapa kalian lebih suka nganggur? Mereka menjawab tanpa jeda dan spasi, nganggur itu ga punya pekerjaan bukan ga punya uang, eumm, aku sedikit terdiam, sambil mengamati keseharian para teman dekat ku, dia pengangguran tapi ia punya uang, mungkin mereka youtuber atau bloger ataupun mereka para pialang saham, bisa jadi sih, karena di zaman era seperti ini nyari duit mudah, kalo kita giat dan rajin, tapi aku mencoba menelusuri lebih dalam lagi tentang mereka, akhirnya aku menemukan jawabannya, mereka tidak main youtube, tidak main saham dan bukan penulis blogger, aku terkejut ketika menenukan fakta, mereka lebih memilih diam dan menetap di rumah dengan santai menikmati duit orang tua, 

Rasa kaget ku semakin menghampiri melihat mereka berbondong bondong menyiapkan persyaratan untuk mendaftar menjadi asn,  mereka menghubungiku dan bertanya, jal, bisa bantu kami untuk ketikin suarat lamaran bentar? Kami rencana ingin mendaftar cpns, ouh bisa jawabku, kalo ada waktu luang nanti aku ketempat kalian, beberapa hari setelah itu, aku pergilah ke tempat mereka, dengan niat ingin membantu menulis surat lamaran, sampailah aku ditempat mereka, sambil ngomong panjang lebar sampai lah ke obrolan "sebenarnya kami rela menganggur hanya untuk menunggu di buka cpns tahun ini, eum baguslah jawab ku, intinya kalian ada rencana yang sedari lama udah kalian siaplan untuk bersaing di ajang cpns tahun ini,

Berarti persiapan udah matang dong kan kalian ga kerja berat seperti ku untuk mempersiapkan ini,

Tiba tiba salah satu dari mereka menjawab ,mana ada kami belajar fokus seperti itu, baru lihat soal lima menit saja rasanya pingin tidur, 

Hhaa, aku tertawa, jadi gimana caranya kalian bersaing, banyak ya yang di butuhkan? tanya ku, tidak juga, tahun ini formasi nya banyak cuma yang dibutuhkan palingan sepuluhan orang lah paling banyak, modal nekat dan yakin aja sih kami, ouh gitu, semoga sukses lah kata ku untuk mereka.

Kalau misal nanti rezeki tidak berpihak gimana? Tanya ku untuk mereka, ada rencana kedua kah? Ada sih kata mereka, kami rencana ingin buka usaha coffee shop gitu, sejenis cafe, nanti kami cariin orang yang udah berpengalaman untuk bekerja di cafe kami,kan kami tidak pernah bekerja di bagian mengelola cafe dan usaha kopi.

dimana tanya ku? Di kampung aja biar ga ribet sewa kos dan makan jawab mereka, kan keadaan di kampung jangan kan cafe,warkop aja kadang sepi apa gak kalian analisa tempat yang strategis dulu? tanya ku, udah kami analisa jawab mereka, disini juga bagus lokasinya, kan kami banyak kawan komunitas, tentunya kan mereka nanti yang ramein cafe kami, ouh yya baguslah kalau seperti itu, andai rencana seperti ini datangnya jauh hari, jangan sekarang, aku yakin udah berkembang tuh cafe kalian, udah sukses lah kalian, sambil membuat poster penerimaan lowongan, hhe kata ku sambil mengakhiri pembicaraan sembari izin pamit untuk pulang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun