Mohon tunggu...
Bojonegoro Undercover
Bojonegoro Undercover Mohon Tunggu... Freelancer - www.Bojonegoroundercover.com

hobi membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Pilkada Brutal di Bojonegoro: Politik Uang hingga Kekalahan Telak

2 Desember 2024   01:15 Diperbarui: 2 Desember 2024   05:57 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bojonegoro – Pilkada serentak 27 November 2024 meninggalkan cerita kelam bagi masyarakat Bojonegoro.

Kemenangan pasangan Setyo Wahono-Nurul Azizah dengan perolehan suara mencapai 87% dalam hitung cepat, mengalahkan pasangan Teguh Haryono-Farida Hidayati, menjadi sorotan publik.

Tidak hanya soal hasil, proses politik yang terjadi dipenuhi isu money politic hingga meredupnya semangat demokrasi.

Strategi Kampanye yang Kontras

Kegagalan petahana Anna Mu’awanah maju kembali membuka jalan bagi Setyo Wahono, yang berhasil menggandeng Nurul Azizah dan mengantongi dukungan 14 partai besar di Bojonegoro.

Dukungan ini menjadi fondasi bagi kampanye besar-besaran mereka. Dengan strategi "blusukan" ke pasar hingga menggelar acara akbar yang mendatangkan artis terkenal seperti Denny Caknan, pasangan ini berhasil mencuri perhatian.

Sebaliknya, kampanye pasangan Teguh-Farida dinilai kurang greget. Mereka hanya mampu menggelar acara sederhana seperti istighosah dengan kehadiran Band Letto, serta dangdutan yang dilaksanakan di kampung halaman Teguh di Desa Nglumber, yang sayangnya sepi peminat.

Ketidakmampuan pasangan ini memenuhi ekspektasi massa dianggap menjadi salah satu penyebab utama kekalahan mereka.

Money Politic: Rahasia di Balik Kemenangan?

Namun, yang paling mencolok adalah serangan fajar dan pembagian sembako menjelang hari pencoblosan. Pasangan Wahono-Nurul dikabarkan membagikan sembako berupa 3 kg beras, 1 liter minyak goreng, dan gula kepada hampir 70% masyarakat Bojonegoro.

Tak berhenti di situ, amplop berisi uang Rp50.000 juga dibagikan di seluruh desa di 28 kecamatan, dengan total anggaran mencapai ratusan miliar lebih.

Sebaliknya, pasangan Teguh-Farida hanya mampu membagikan amplop sebesar Rp30.000 dalam jumlah terbatas. Strategi ini dianggap gagal bersaing dengan kekuatan finansial Wahono-Nurul.

Tragisnya, meskipun praktik money politic ini mencolok, Bawaslu tidak mendeteksi atau menindak pelanggaran tersebut.

Kekalahan dan Euforia Kemenangan

Kekalahan pasangan Teguh-Farida menjadi bahan cibiran di media sosial. Mereka dianggap tidak serius dalam bertarung di Pilkada. Sementara itu, euforia kemenangan Wahono-Nurul terasa di seluruh penjuru Bojonegoro, meski dibayangi isu pembelian suara rakyat.

Kini, muncul pertanyaan besar: apakah kemenangan yang diraih dengan politik uang akan berdampak pada tata kelola pemerintahan? Dengan APBD Bojonegoro yang mencapai Rp8 triliun, kekhawatiran akan munculnya praktik korupsi menghantui masyarakat.

Refleksi Demokrasi di Bojonegoro

Pilkada 2024 menjadi refleksi suram demokrasi lokal. Di satu sisi, kekuatan finansial dan strategi kampanye masif mampu mendominasi; di sisi lain, masyarakat seolah kehilangan hak suara yang murni akibat tekanan politik uang.

Lima tahun ke depan akan menjadi ujian besar bagi pasangan Wahono-Nurul. Apakah mereka mampu membuktikan diri sebagai pemimpin yang amanah, atau justru membenarkan kekhawatiran akan korupsi? Masyarakat Bojonegoro kini hanya bisa menanti dengan penuh harap dan waspada.

(Artikel ini mengulas isu Pilkada 2024 di Bojonegoro. Kami tetap mendorong pembaca untuk berpikir kritis dan mengedepankan integritas dalam setiap proses demokrasi.)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun