Perkenalkan, aku senja...
Semua orang mengenalku
Tak jarang orang tua
Menamai anaknya sepertiku
   Berharap indah hadir
   Di penghujung hari anaknya
   Berharap indah datang
   Di puncak kehidupan anaknya
   Aku mengamini
Perkenalkan, aku senja
Semua orang mengenalku
Pena-pena digerakkan
Atas namaku
   Berharap indah hadir
   Di setiap baitnya
   Berharap indah hadir
   Di setiap liriknya
   Aku mengamini
Perkenalkan, aku senja
Semua orang tahu aku
Mereka menengadah mengahadap
Kuterpa mereka dengan hangatku
   Berharap dengan sendu
  Jawab atas tanyanya tertulis padaku
  Berharap dengan pilu
  Rindunya berubah menjadi temu
Perkenalkan, aku senja
Kuamini tiap harap
Namun, tanya..
Tanya, tak bisa kujawab
   Perkenalkan aku senja
   Jika Tuhan menciptakanku beserta mulut
   Tentu bukan hangatku lagi yang kau harap
   Namun jawabku..
   Kuyakin, akan banyak 'mengapa' menjelang petang
  Jawabku akan memenuhi dunia
Berisik di akhir harimu?
Kuyakin
Akupun tak indah lagi
   Perkenalkan, aku senja
   Kuamini tiap harap
   Tapi tanya tak bisa kujawab
Jangan bertanya padaku
Tuhan punya beribu alasan terbaik
Tidak menciptakan mulut untukku
Pun juga begitu..
Tuhan punya beribu alasan terbaik
Atas tanyamu..
Tinggal kau mau menyadari atau tidak gitu
  Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H