Mohon tunggu...
Almira Yulia
Almira Yulia Mohon Tunggu... -

Belajar dari "0" dan berusaha menjadi "1"

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Puzzle Kehidupan adalah Program Masa Depan

10 September 2012   13:27 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:40 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semua yang didapatkan sekarang tentunya hasil dari perencanaan masa depan kedua orangtua ku yang luar biasa. Di keluarga ku ga mengenal kata mewah, ga mengenal uang itu terbuang seperti air. Semua itu selalu direncanakan, pelan tapi pasti.

Semua terlihat sederhana, dan itu yang orangtua ku ajarkan. Menanamkan nilai hidup sederhana, bukan penampilan yang di nomor satukan tapi pemikiran ke depan yang di nomor satukan. Aku ingat sewaktu aku masih sekolah dasar, aku selalu minder teman-teman menanyakan uang saku ku setiap harinya. Jelas berbeda, aku ingat sekali waktu itu aku dari kelas 1-4 SD diberi uang jajan hanya Rp 500 per hari, tapi waktu itu uang Rp 25 masih berlaku. Sedangkan uang saku temanku bisa mencapai RP 3.000 per hari. Kelas 5 - 6 aku diberi uang saku Rp 3.000 per hari sedangkan teman ku Rp 10.000 per harinya. Aku sempat berpikir kenapa orangtuaku berbeda memberiku uang jajan dengan teman ku yang lain, kenapa uang jajan aku sedikit sekali ketimbang yang lain. Tapi itu hanya ku pendam didalam hati, tidak pernah ku tanyakan ke orangtuaku sampai saat ini.

Sejak aku SMP aku sudah dilatih orangtua ku hidup bertanggungjawab dengan diri sendiri. Bertanggungjawab dengan diberi uang jajan setiap bulan kalo ga salah waktu itu uang jajan ku sebulan Rp100.000 sebulannya. Ternyata dalam trik seperti ini melatih anak buat memanajemen uang untuk memenuhi kebutuhan dia. Dengan uang segitu apa dia bisa mengelolanya dengan baik atau malah dia menghambur-hamburkannya. Kalo aku bersikap nakal tentu aku diberi hukuman, karena itu uang jajan ku jatah ku buat satu bulan. Kalo aku belanjakan semuanya tentu aku ga dapat uang lagi dari mamah sebelum jatuh tempo (awal bulan). Berlatih mandiri, berlatih berpikir dewasa, dan banyak hal lagi yang aku dapatkan dari pelajaran ini. Ternyata teman-teman seusiaku belum ada yang mendapatkan pelajaran seperti ini dari orangtuanya.

__________

Tau ga mil, kata mamah tiba-tiba. Aku terbangun dari kenangan ku beberapa tahun lalu waktu.

ohhh... ehhh... iya kenapa mah, kata ku sambil memulihkan kembali konsentrasi ku.

Kemaren mamah liat temen mamah di kantor. Mereka berpenampilan wahh.. banget dari baju yang bagus-bagus, keluaran bermerek, terus mamah liat ditangannya banyak banget tuh berjejer emas. Terus waktu mamah pulang ke rumah, waktu makan siang sama Ayah mu mamah bilang gini.

Yah, mamah  ini penampilan ga kaya orang-orang ya... yang pake gelang banyak berjejer di tangan besar-besar lagi, mamah juga pengen kaya orang-orang tu yah.

Ayah bilang: Ngapain mamah punya pikiran kaya gitu, itu di Jawa mamah punya emas gede.

Mamah senyum mendengar jawaban dari Ayah.

Mamah jawab: Iya bener juga apa yang ayah bilang, yang di Jawa lebih dari emas itu kalo anak kita sudah berhasil. ( Mereka berdua lalu tertawa bersama-sama)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun