Tentang AI
Pada 2018 lalu, para ahli bidang teknologi kembali memberikan dobrakkan yang cukup besar, yaitu menciptakan AI, yang diterjemahkan sebagai kecerdasan manusia, tujuannya adalah memudahkan dan memberikan efektivitas dalam pekerjaan manusia.Â
Jika dilihat dari sudut pandang sederhana, perkembangan teknologi sudah banyak memudahkan manusia, lihat saja dari Google Assistant, Siri, dan Alexa (tergolong dalam Aritificial Narrow Intelligence), yang bisa diaktifkan melalui suara.
Sang Ibu bisa dengan mudah menemukan resep aneka olahan masakan manis untuk anaknya, agar anaknya tidak perlu jajan sembarangan.Â
Seorang mahasiswa bisa mendapatkan jawaban dan penjelasan yang jauh lebih detail tanpa harus pergi ke perpustakaan di malam hari, ketika sedang mengerjakan tugas kuliah, yaitu dari berbagai macam artikel dan jurnal ilmiah nasional dan juga internasional.Â
Google menjadi sebuah alat yang membantu dimulai dari hal yang sangat sederhana, hingga mendapatkan jawaban yang sangat rumit sekalipun. Bahkan, saya sebagai seorang penulis juga memanfaatkan Google untuk mendapatkan tema untuk tulisan terbaru saya.
Sayangnya, tidak semua orang bisa memanfaatkan kemajuan teknologi dengan positif. Sebagai manusia, kita bisa membaca secara umum bagaimana karakter manusia ketika bertemu pertama kali.Â
Entah itu dari gerak-geriknya, cara orang tersebut berbicara, hingga obrolan yang ia pilih dalam membuka percakapan. Meskipun begitu, kita tidak bisa benar-benar mengerti manusia, sampai kapan pun, sedekat apa pun kita dengannya. Kita tidak akan pernah sadar, apa yang mereka sembunyikan, dan segelap pikiran mereka.
Hal ini berhubungan dengan kemajuan teknologi juga. Bahkan sampai saat ini, kita masih bisa menemukan orang-orang yang memanfaatkan Google untuk mendapatkan informasi yang bertujuan bukan hanya membahayakan diri mereka sendiri.
Namun juga orang lain. Begitu juga ketika Youtube, Twitter (X), Facebook diciptakan, tidak serta merta teknologi ini digunakan dengan baik. Saya tidak perlu menjelaskannya, namun saya berharap pembaca saya yang bijak sudah paham apa yang saya maksud.
Tujuan dari saya memberikan penjelasan seperti ini, adalah sebagai pengantar, dan pengingat, bahwa AI pun tidak bisa lepas dari manusia-manusia yang memanfaatkan kemajuan teknologi demi keuntungan mereka sendiri, tanpa peduli apakah hal tersebut akan merugikan diri mereka kembali, hingga merugikan orang-orang yang tidak mereka kenal.