Twitter, yang mengubah nama dan melakukan branding sebagai X, menjadi buah pembicaraan pada 7 hari terakhir. Selain dari segi keunikan akan perubahan tersebut, masih banyak perbaikan serta kontra dibalik dukungan akan perubahan, membuat aplikasi ini mesti belajar dari versi mereka yang sebelumnya.
Baru-baru ini, tepatnya seminggu yang lalu, penggiat sosial media Twitter digemparkan dengan pergantian logo yang sudah terkenal sejak awal aplikasi tersebut diluncurkan. Banyak netizen yang berkomentar, bahwa Twitter, mengganti logo 'burung biru' menjadi huruf X. beberapa berspekulasi, rebranding logo Twitter menjadi X, adalah hubungannya antara Elon Musk yang memiliki Space-X, untuk kemudian menyatakan kepemilikannya terhadap Twitter melalui logo X tersebut. Perubahan ini diikuti oleh Elon Musk yang mengumumkan bahwa dia akan menyampaikan ucapan perpisahan terhadap brand Twitter dan secara bertahap akan menghapus semua elemen yang berhubungan dengan versi lama dari 'X' ini. Bahkan, website-nya pun telah berubah dari Twitter.com menjadi X.com.
X, Sang Legenda Baru
Sebelumnya, dikabarkan bahwa Musk mengirimkan surel ke karyawan Twitter, mengabarkan bahwa perusahaan ini telah berubah menjadi X, sejak bisnis Twitter sudah berganti nama menjadi X corp. Sejak perubahan ini, beberapa penggemar dari Elon Musk mengapresiasi perubahan dari sosial media ini secara keseluruhan, mengingat bahwa sosial media ini memiliki perubahan yang berdampak positif bagi pengguna-pengguna lainnya nanti. Tetapi, pendapat yang berbeda disampaikan oleh pengguna lama Twitter, yang merasa tidak antusias dan menganggap bahwa perubahan tersebut memberikan dampak buruk dan menghilangkan ciri khas dari Twitter yang sudah ada sejak lama.
Meski begitu, Musk mengatakan, bahwa pengguna yang tidak terbiasa dengan perubahan tersebut akan beradaptasi dan terbiasa akan perubahan tersebut.
Huruf X, seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, memiliki keterkaitan dengan hal-hal yang dimiliki oleh Elon Musk, diantaranya Paypal yang awalnya bernama X.com, SpaceX,  Tesla SUV,  X.Ai, hingga nama anaknya: X A-12. Oleh karena itu, Musk pun mengubah Twitter menjadi "X, the everything app", atau "X, aplikasi untuk segala hal". Rebranding dari situs ini akan menjadi pernyataan paling jelas bahwa X, tidak lagi menjadi jejaring sosial yang sama seperti ketika Musk membeli 'Twitter' tahun lalu. Tetapi, perubahan ini bukanlah yang satu-satunya hal yang dilakukan olehnya di Twitter.
Perubahan Menciptakan Ciri Khas
Pada artikel sebelumnya, terkait perbandingan antara Threads dan Twitter, yang kini menjadi X, dijelaskan bahwa situs ini membatasi jumlah DM (Direct Message) untuk pengguna yang tidak membayar, fitur perekrutan seperti LinkedIn akan muncul untuk Organisasi Terverifikasi, dan situs ini akan mengizinkan penggunanya untuk memposting "artikel yang sangat panjang dan rumit", yang disebut sebagai Articles, namun seperti sebuah Notes, kloningan situs artikel Substack di Twitter.
Perubahan-perubahan ini kemudian, yang masih berlangsung, merupakan perubahan yang paling nyata yang telah dilakukan oleh Musk di Twitter, khususnya sejak ia membeli perusahaan ini sejak Oktober 2022 silam. Setelah memiliki perusahaan ini, Musk juga telah merombak perusahaan besar-besaran yaitu memecat ribuan karyawan dan mengubah fitur-fitur platform, termasuk lencana untuk memverifikasi pengguna, serta pengaturan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan di situs ini.
Mike Prolux, wakil presiden dan direktur riset di Forrester, mengatakan, merk terbaru Twitter yang berubah menjadi X sebagai kata kerja, merupakan sebuah 'cawan suci' yang mengubah nilai merk dari Twitter dan memulai semuanya dari awal lagi. Hal tersebut menjelaskan, bahwa Musk mengambil risiko kemarahan dari pengguna Twitter dari perubahan tersebut. Alasannya adalah, perusahaan tengah menghadapi masalah keuangan dan persaingan yang semakin ketat, khususnya Meta, saingan terbesarnya pun, juga telah merilis aplikasi Threads yang telah meraih 100 juta unduhan dalam waktu kurang dari seminggu.
Mike Carr, salah seorang pendiri perusahaan branding NameStormes, mengatakan bahwa ia melihat perubahan logo, dari burung biru yang digambarkan hangat dan senang berbicara (tweeting), menjadi sosok yang jauh lebih tegas, berkuasa, dan tidak menyenangkan. Meskipun begitu, logo burung biru yang hangat ini pun sedikit ketinggalan zaman, dan terkesan mengemban banyak pemberitaan dan kesan yang buruk, jelasnya.
Tantangan X
Belum usai perubahan logo tersebut menjadi sebuah permasalahan bagi pengguna situs, kini diketahui bahwa Apple App Store tidak bisa menerima perubahan nama Twitter untuk iOS dikarenakan minimnya karakter yang dibutuhkan dari nama aplikasi tersebut, sehingga 'X' masih disebut sebagai 'Twitter' di App Store. Meskipun begitu, aplikasi ini masih muncul dengan nama 'Twitter' diantara aplikasi yang sudah terinstal di Android, meskipun logonya sudah berubah. Dikatakan, kelak nama dari aplikasi ini (APK Id) akan berubah seiring berjalannya waktu, meskipun persyaratan dari sebuah aplikasi yang terdaftar di App Store membutuhkan setidaknya 2 karakter agar bisa menjadi sebuah brand yang baru.
Permasalahan lainnya juga terjadi di Indonesia, akibat huruf 'X' ini. dimana filter konten internet negara ini mulai memblokir situs web 'x.com' karena dianggap sebagai konten dewasa. Tapi, sebenarnya, 'X' atau 'mantan'Twitter' ini sejak dahulu juga menyediakan konten dewasa, bukan? Jadi, rasanya wajar saja jika pada akhirnya 'X.com' terblokir oleh alasan serupa. Selain itu, perubahan ikon 'X' memicu peringatan keamanan bagi pengguna Microsoft Edge.