Mohon tunggu...
Rina Priani
Rina Priani Mohon Tunggu... pendidik -

Seorang perempuan yang menjalani hidup di pesisir pantai barat, Pulau Sumatra. Sekarang mimpiku adalah mengayunkan kaki kemana pun untuk memaknai hidup dengan lebih baik.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

The Land of Rafflesia

19 Desember 2015   12:40 Diperbarui: 2 Januari 2016   15:51 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

    Bukan rahasia umum lagi jika Provinsi Bengkulu terkenal dengan sebutan The Land of Rafflesia. Bunga Padma atau bahasa latinnya Rafflesia Arnoldi merupkan bunga terbesar di dunia yang memiliki masa mekar lima sampai tujuh hari.     Sebagai orang yang lahir dan besar di Bengkulu, ketika pertanyaan pernah melihat Bunga Rafllesia apa belum dilemparkan padaku kemudian kujawab belum, itu merupakan jawaban yang memalukan sekali buatku pribadi yang memiliki hobi berpetualang. Makanya ketika aku mendapat kabar dari teman bahwa Bunga Rafflesia sedang mekar di kawasan hutan lindung Taba Penanjung, aku tak membuang waktu lagi. Langsung kukerahkan teman-teman dan meluncur dari Kota bengkulu menuju Taba Penanjung di Kabupaten Bengkulu Tengah.     Satu setengah jam kami menghabiskan waktu di jalan. Berkonvoi menggunakan sepeda motor. Ternyata ramai juga pengunjungnya. Ada yang sengaja datang kesini seperti kami dan ada juga yang hanya kebetulan lewat lalu mampir sebentar. Sekitar setengah jam kami menelusuri hutan, menuruni anak tangga darurat menuju tempat Bunga Rafflesia mekar. Keringat pun mengucur meski sedang berada di gunung yang bercuaca sejuk. Capek dan lelah akhirnya terbayar sudah ketika Bunga Raflesia nan indah berada di depan mata. Untuk pertama kalinya aku melihat bunga raksasa ini. Begitu menawan hati dengan balutan warna merah oranyenya. Kelopak bunga yang berjumlah lima itu mekar dengan sempurna. Mataku tak henti-henti memandangi puspa langka itu. Aku benar-benar mengaguminya. Tak lupa kukeluarkan kamera HP untuk segera berselfie ria.     Menurut info yang kuperoleh, bunga yang tak mampu berfotosintesis itu ditemukan pertama kali oleh seorang pemandu yang bekerja pada Dr. Joseph Arnold tahun 1818. Saat itu mereka sedang mengikuti ekpedisi yang dipimpin oleh Thomas Stamford Raffles di hutan tropis Pulau Sumatra tepatnya di Provinsi Bengkulu. Akhirnya, bunga tesebut diberi nama dengan menggabungkan nama penemunya yaitu Raffles dan Arnold.     Aku masih ingat, ketika kuliah, dosenku pernah berkata bahwa orang yang pertama kali menemukan Bunga Rafflesia bukanlah orang-orang yang kusebutkan di atas. Jauh sebelum itu, penduduk asli Bengkulu-lah yang menemukannya karena mereka sering keluar masuk hutan untuk mencari makan demi bertahan hidup. Namun karena pengetahuan yang kurang memadai sehingga membuat mereka tidak mengerti bahwa kelak apa yang mereka temukan itu akan menjadi sesuatu yang luar biasa. Sekarang telah terbukti. Akhirnya Bengkulu di mata dunia dijuluki The Land of Rafflesia atau Bumi Rafflesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun