mmm Bahasa itu berkembang, bukan selalu statis, ia dinamis mengikuti jaman, misalnya aja di bahasa indonesia yang tempo doloe, kini harus yang berlabel EYD. tapi sejatinya akupun gak setuju serapan serapan dari bahasa asing yang sering digunakan di bahasa indonesia *hehe out of record ya* itutu yang ujung-ujungnya pakai si, si,si. delegasi, rekonstruksi, revisi, dan si si si lainnya, mending pake bahasa indonesia aslinya aja biar lebih murni. bukan maksudku gak suka Bahasa Inggris, saya sangat sangat sangat senang jika semua dari kita bisa menguasai bahasa inggris dan bahasa lainnya. tapi kadang anak muda jaman sekarang senang nyampur aduknya *hehe barangkali saya termasuk didalam nya, anggap aja saya masih muda* misalnya aja : kawan-kawan ditulis jadi kawans., yang di english2in tinggal tambah-s biar plural *hehe bukan nambah es biar dingin*.
***
Bahasa Alay juga ngetrend sekarang-- mmm bahasa slang slang gitu. . . meskipun jujur saya paling benci baca nya, saya sukar paham bahasa-bahasa Alay. Tapi.... patut lah kita hargai kreativitas mereka,,, lumayan khan nambah kekayaan bahasa... ingat..... cara PDKT paling baik adalah melalui bahasa, ada yang bilang gini ni: kau kuasai bahasanya, kau kuasai negerinya...... barang kali aja ntar kita jadi raja dinegeri alayers.
***
sejatinya Bahasa itu indah. .. bahasa apapun itu, cukup kita gunakan sesuai fungsinya. . . bahkan kaupun bisa membaca setiap gerak gerik bahasa tumbuhan, bahasa alam semesta melalui kalbumu, temukan dengan hatimu dan pikiranmu. mmm anggap saja, itu bahasa kalbu. . . isyarat jiwa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H