Mohon tunggu...
kemuning senja
kemuning senja Mohon Tunggu... -

berusaha mengerti memahami kehidupan melalui sudut pandang sunyi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aneh yang Sempurna

5 Desember 2012   04:49 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:10 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Menabuh gendang kasmaran untuk kesekian kalinya bersamamu. Hidup itu aneh tapi aneh yang sangat sempurna. Tanpa cacat sedikitpun. Kita pun telah dicemooh sebagai orang yang aneh. Aneh atas jalan ini. Sekedar menjalani seharusnya bukan suatu yang aneh. Tapi bagi mereka yang merasa punya kuasa atas jalannya sepertinya tak ada kata sekedar.

Beberapa kali kuperhatikan kedua matamu mengatup lama. Kuperhatikan itu.
Engkau sudah tak nampak muda lagi seperti pertama kali aku bertemu denganmu. Ada garis kerut yang nampak samar di wajahmu.

Engkau pasti akan berkata sama tentang diriku. Aku sudah tak muda lagi dan kita berdua sudah tak muda lagi.

Kita berdua adalah sosok penunggu yang nyata. Kita berani menunggu tapi mendadak menjadi takut pada kata keputusan.

Entah berapa kali kudengar engkau menangis. Lelaki kekar yang tak sungkan menangis adalah dirimu. Sering kau tumpahkan kekesalan hatimu tentang hidupmu. Aku kadang hanya diam namun lebih sering mengikutimu, menangis.

Kau kata lelah. Aku pun lelah.
Kau kata kita menua. Aku tahu kita telah menua bersama tanpa kita sadari

Aku panggil kau hujanku. Kau panggil aku keramikmu. Aku pikir kita sering tumpah dan pecah bersama dalam bentuk dan wujud kita.

Dirimu terlampau lembut. Selalu ingin berada di tengah perang yang berkecamuk dengan adil. Namun sayang tak mampu engkau menolong salah satu untuk memenangkan perang. Malah seringnya engkau yang terkena senjata perangnya.

Itulah, sekedar dalam sekedar.

RD 04122012
kangen om galak malam-malam :p

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun