Tak jarang rasanya kita sering menilai negatif diri kita sendiri, merasa tak mampu, tak bisa, tak mungkin bisa melakukan ini - melakukan itu, tak mungkin bisa menang, merasa tak mungkin bisa seperti mereka - mereka yang sukses, malu dengan status pendidikan yang tak tinggi, keadaan sosial, bidang pekerjaan, keadaan tubuh, dan lain sebagainya. Hingga membatasi diri dan cenderung menarik diri dari pergaulan. Dan Itulah yang mungkin di namakan dengan minder.
Seperti katak yang hanya berdiam dalam tempurung, selama katak itu di dalam tempurung, Ia tak akan bisa ke mana-mana, tak bisa melihat keindahan di luar sana, Hanya bisa merasakan gelap dan sesak.
Tetapi ketika ia mencoba keluar dari dalam tempurung, Ia menyadari bahwa ia bisa berenang, bisa melompat lebih tinggi, bisa melihat keindahan di luar sana.
Dan kita belajar dari kisah lainnya, Kisah anak Elang, Alkisah ada Seorang petani menemukan telur elang, telur itu di bawahnya pulang, dan di erami bersama anak-anak ayam oleh induknya.
Setelah menetas, anak elang itu berperilaku seperti layaknya anak-anak ayam, ia mengais ngais tanah untuk mendapatkan makanan, Sesekali mengepak-ngepakan sayapnya dan terbang tidak terlalu tinggi.
Di suatu waktu, ia melihat Elang terbang di angkasa “ Wah hebatnya, siapa dia?” tanya anak elang pada teman-temannya.
“ Itu Elang, Raja segala burung” jawab anak ayam
“ Seandainya kita bisa terbang tinggi seperti dia, betapa luar biasanya!”
Ucap anak elang.
Ia tidak menyadari bahwa ia sebenarnya adalah anak elang. Ia tetap makan, minum dan bertingkah laku seperti anak ayam. Ia tetap berpandangan bahwa dirinya adalah memang anak ayam. Hingga Hidup sampai matinya, anak elang itu tetap beranggapan bahwa ia anak ayam.
Tanpa kita sadari, mungkin kita pun sering berperilaku dan berpandangan seperti anak elang itu. Merasa diri tak bisa apa-apa, tak bisa menjadi orang hebat seperti mereka-mereka yang sukses, dan lain sebagainya.