Siang itu saya sedang serius mengerjakan Deadline di tempat kerja, tiba tiba saja ponsel saya berbunyi, saya alihkan pandangan dari monitor menuju layar ponsel , tertulis sebuah pesan masuk dari seorang sahabat yang sudah cukup lama tak bersua , saya terdiam sejenak, tiba tiba saja hati saya merasa tak enak , seperti ada sesuatu yang terjadi di balik pesan masuk itu. Akhirnya saya pun mencoba membukanya perlahan.
Tertulis sebuah pesan singkat “ Assalamualaikum, Senja, mama aku udah ga ada, mama udah di panggil sama allah, doakan ya nja biar mamaku bahagia di alam sana….”
Bergetar rasanya hati ini membacanya, mata saya mulai berkaca kaca , Baru saja rasanya seminggu yang lalu sahabat lama saya yang tinggal di kota yang berbeda dengan saya itu bercerita melalui pesan singkatnya tentang ibunya yang masuk UGD, sedangkan mereka tinggal berbeda kota. Dan malam malam ia pun bergegas pulang ke kampung halamannya menggunakan Bis.
Dan besok besoknya, ketika ia sudah sampai kampung halamannya yang nan jauh disana , saya mencoba menanyakan kembali bagaimana perihal keadaan ibunya, dan ia menjawab “ Alhamdulillah, kondisi mama sudah membaik Senja. Doakan terus ya biar mamaku bisa pulih kembali ”
Dan saya pun ikut senang mendengarnya. Dengan terus tetap mendoakannya, agar sembuh dan sehat seperti sedia kala.
Dan tiba tiba saja , ia mengabarkan kembali bahwa mamanya sudah berpulang ke Rahmatullah, Tersentak rasanya mendengarnya. Cepat cepat saya balas smsnya. Namun pada saat saya coba kirim, pesan itu tak sampai sampai….baru saya sadar ternyata pulsa saya habis….hm, Konsentrasi saya buyar seketika, Sejenak saya alihkan pandangan saya pada jam dinding yang terpampang disudut ruangan, “ Astaghfirullah….” Terkejut rasanya ketika saya lihat waktu begitu cepat berputar,dan baru saya sadari kalau saya belum menunaikan shalat Dzuhur, saya terlalu tenggelam dengan pekerjaan.
Cepat cepat saya tinggalkan Deadline itu dan berbegas mengambil Wudhu. Terbayang dan seakan tergiang giang ditelinga bisikan tentang kata “ Kematian ” “ Bagaimana Senja jika sebentar lagi kamu yang akan di jemput malaikat maut ? sedangakn kamu belum menunaikan kewajibanmu ?!? ” Bisikan bisikan yang begitu menggetarkan nalar saya.
Setelah shalat Dzhuhur, saya pun segera membeli pulsa, dan mencoba menghubungi kembali sahabat saya itu.
Ia mengatakan sedih dan sakit rasanya hatinya di tinggalkan oleh ibunda tercintanya.Saya sebagai sahabat hanya bisa menasehatinya agar ia bersabar dan harus bisa menerima semuanya dengan ikhlas dan lapang. Semua sudah menjadi ketetapan dari sang Maha Kuasa, Semua hanyalah titipan dan kita sebagai manusia harus siap jika suatu hari titipan milikNya akan di minta kembali oleh-Nya. Mungkin Tuhan memiliki rencana indah dan sayang pada ibunda sahabat saya itu.
Begitu mudah rasanya berkata kata menasehatinya, saya pun tak tahu mungkin jika saya berada di posisinya pun, mungkin saya takkan kuat dan akan sedih terus. Tapi inilah kenyataan hidup yang harus diterima dengan hati yang ikhlas dan juga lapang. Semoga allah memberi kekuatan, ketabahan dan kesabaran pada sahabat saya itu, aamiin,
Sejenak saya jadi teringat dengan ibu, berharap Beliau baik baik saja di rumah….saya harus bersyukur dan terus bersyukur masih mempunyai kedua orang tua yang masih lengkap, mempunyai ibu dan ayah yang masih sehat, dan mundah mundahan akan terus selalu sehat, aamiin.