Mohon tunggu...
Seni Seftiani (Sari N)
Seni Seftiani (Sari N) Mohon Tunggu... Novelis - Freelance Writter

Lebih dikenal dengan nama pena SARI N. Penulis lepas, dubber, konten kreator

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Penghuni Sumur Umum

2 Februari 2024   22:01 Diperbarui: 2 Februari 2024   22:07 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Eh, lagian ngapain kalian malah main ke gang itu? Bukannya sholat isya, malah kabur," jawabku lagi.

"Biasa, main petasan disana," jawab Dani sambil tersenyum kikuk. Tangannya menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Aku mendelik.

"Hmm pemalasan. Udah ah ayo pulang, Ra!" ajakku pada teman perempuanku.

"Kamu yakin mau pulang sekarang, Sar? Apa gak nanti aja bareng Pak ustad?" tanya Mira dengan raut wajah ragu.

"Kamu percaya sama omongannya Dani, Ra?" tanyaku tapi Mira tidak menjawab.

Karena kesal, aku pun akhirnya memutuskan untuk pulang sendiri saja. Sedikit rasa takut memang aku rasakan. Ya bagaimanapun juga aku seorang wanita biasa yang punya rasa takut sama yang namanya setan. Tapi, aku juga tidak bisa menunggu lagi. Pekerjaan rumahku masih banyak dan aku gak mau jika harus sampai begadang.

Pada saat langkahku mendekati gang menuju sumur umum itu, bulu kudukku mulai meremang.

"Astagfirullah. Ada apa ini?" gumamku sambil mengusap-usap leher belakangku.

Udara saat itu menjadi terasa lebih dingin dari sebelumnya. Aku mencoba untuk mengabaikan semua keanehan yang terjadi dan fokus ke arah jalan saja. Akan tetapi saat aku melewati gang gelap tersebut, aku melihat seorang wanita berpakaian putih sedang berdiri di dekat sumur. Rambutnya terurai basah dan wajahnya begitu pucat.

Bodohnya, aku malah terpaku melihat wanita itu. Aku tidak mengerti apa yang terjadi tapi ketika aku melihat sosok itu, kesadaranku seperti hilang. Aku merasa seperti berpindah ke sebuah tempat yang sangat luas dan juga gelap. Jantungku tiba-tiba saja berdetak sangat cepat. Tubuhku semakin bergetar apalagi saat aku melihat sosok wanita itu mulai melayang mendekatiku.

"Sar, kamu lagi apa?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun