Tadi malam saya bangun pukul 03.30 untuk sahur. Kunyalakan lampu ruang tengah, dimana kamar keluarga kami berada di setiap sisinya. Ibuku terbangun, seperti biasanya. Saya sering heran dengan kepekaan beliau.
Tidak hanya tadi malam ibuku terbangun. Berkali-kali beliau menyadarkan dirinya sejenak, meski hanya berpindah tempat. Entah untuk mengawasiku atau menemaniku.
Pernah suatu kali ketika saya lembur mengerjakan tugas. Beliau setia menemani, meski tidak secara langsung. Saya merasa tidak enak, tapi bukan karena merasa terganggu. Semua itu karena dengan penuh kesadaran saya mengetahui apa yang akan dikerjakan beliau esok hari.
Perlu diketahui bahwa ibuku adalah seorang pedagang. Beliau sudah terbiasa memulai harinya di awal pagi. Membayangkannya berkeliling saja sudah cukup untuk membuatku terharu. Beliau pernah berkata, "Arif itu ibu harapkan menjadi orang. Jadi, belajarlah yang rajin. InsyaAllah akan selalu ada rezeki buat mendukung arif mencapai cita-cita."
Sadarlah kawan, seorang ibu tidak akan pernah membiarkan anaknya meraih mimpinya sendirian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H