Kembali lagi pada lebaran di kampung saya. Setelah selesai salat iedul fitri para jamaah akan bersalaman dan kembali ke rumah masing-masing. Sesepuh kampung atau orang yang dituakan di daerah kami hanya cukup di rumah saja tidak keliling kampung.Â
Untungnya orang tua saya termasuk yang dituakan di kampung jadi kami cukup menanti para tetangga di rumah saja. Ada beberapa yang dituakan di kampung dan tidak ke rumah orang tua saya.Â
Biasanya sore hari setelah semua tetangga (tentunya yang tidak mudik) ke rumah orang tua, kami yang akan mendatangi para sesepuh kampung yang belum ke rumah kami.
Orang tua saya selalu dapat hantaran lebaran salah satunya dodol Betawi walaupun orang tua saya tidak ikutan membuat atau memberikan bahan.Â
Kata mereka yang memberikan, pemberian itu bentuk penghormatan kepada orang tua saya sebagai pendatang yang bukan suku asli mereka. Yang ditunggu oleh anak-anak kecil adalah uang lebaran.Â
Dulu waktu saya kecil hal inilah yang ditunggu, saya akan berkeliling kampung untuk mengambil jatah lebaran walau ada juga yang tidak memberikan. Mamah selalu membelikan dompet baru yang saya kenakan untuk berkeliling. dompet itu atau tepatnya tas kecil dengan tali panjang jadi saya tak susah membawa dengan tangan saya.Â
Setelah berkeliling biasanya saya dan saudara-saudara saya akan menghitung berapa penghasilan kami. uang pendapatan berkeliling itu sebagian saya tabung dan sebagian pastinya untuk jajan. seiring bertambah usia apalagi sudah bekerja gantian saya yang memberikan. Ritual memang akan terus berputar seiring berjalannya waktu.
Setiap daerah memang memiliki tradisi yang berbeda indahnya kekhasan daerah di Indonesia yang luar biasa ketika lebaran.
Apa keseruanlebaran di  daerahmu?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H