Mohon tunggu...
Seni Asiati
Seni Asiati Mohon Tunggu... Guru - Untuk direnungkan

Berawal dari sebuah hobi, akhirnya menjadi kegiatan yang menghasilkan. Hasil yang paling utama adalah terus berliterasi menuangkan ide dan gagasan dalam sebuah tulisan. Selain itu dengan menulis rekam sejarah pun dimulai, ada warisan yang dapat kita banggakan pada anak cucu kita nantinya. Ayo, terus torehkan tinta untuk dikenang dan beroleh nilai ibadah yang tak putus.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Lebaran di Kampungku Penuh Warna

18 Mei 2020   15:33 Diperbarui: 18 Mei 2020   15:29 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Waktu pengerjaannya cuku lama hamper 12 jam diaduk terus biar tidak gosong. Ada satu kepercayaan masyarakat bahwa wanita yang sedang menstruasi tidak boleh ikut mengaduk dodol atau membuat dan meracik bahan dodol.

Kerja sama yang luar biasa dari filosofi dodol, ada keakraban terjadi mereka saling bercerita apa saja agar tidak jenuh ketika melakukan pekerjaan mengaduk dodol. 

Jika ada yang lelah mengaduk harus ada yang menggantikan atau istilahnya tidak boleh putus untuk mengaduk dodol. Dodol itu nantinya akan dibagikan berdasarkan bahan-bahan yang diberikan selain itu yang membantu pun dapat jatah dodol. 

Saya pernah mencoba menagduk dodol tangan saya tak kuat mengangkat kayu pengaduk. Selain dodol yang juga liat juga panasnya api yang digunakan memakai kayu bakar itu luar biasa asap dan panasnya.

Nah yang ini lebih seru lagi sehari sebelum lebaran. Setelah shalat magrib masjid mulai mengumandangkan gema takbir yang tidak berhenti sampai subuh datang bahkan sampai akan salat ied. 

Rumah orangtua saya pas di depan masjid, terbayangkan ga bisa tidur karena riuhnya gema takbir. Volume takbir tersebut juga dibunyikan sekencang-kencangnya. 

Waktu saya masih kecil penduduk di daerah saya belum sebanyak sekarang. Para pendatang bisa dihitung dan kami saling mengenal. Bukan hanya itu setelah salat isya dan pembagian zakat mulailah petasan dibunyikan dengan suaranya yang menguncang dada. 

Hahahahahha, itu serunya karena kami yang baru tinggal di daerah tersebut pada malam takbiran pertama benar-benar kaget. Mamahku malah berpikir kompor gas kami meledak. Suasana malam takbiran itu menjadi wisata tersendiri bagi kami anak-anak kampung. Semarak sekali bunyi beduk dan bunyi petasan.

Pagi hari kami salat ied di  masjid bahkan sampai keluar masjid dan memenuhi jalan. Bahkan pelataran rumah orangtua saya jadi tempat salat juga. Membludaknya jamaah membuat setiap tahun masjid mengalami pembangunan dan pelebaran.  

Sayangnya hanya ketika salat ied saja masjid penuh. Salat wajib terutama zuhur, ashar, dan subuh kehilangan jamaahnya. Kata ayah karena mereka bekerja di luar rumah jadi tidak bisa ikut salat berjamaah seperti ayah saya yang selalu pulang setelah salat isya. Ayah bisa ikut salat jamaah kalau libur dari pekerjaannya.

Bukan salat wajib saja yang kehilangan jamaah, salat taraweh di bulan Ramadhan hanya ramai di minggu pertama dan selanjutnya mengalami kemajuan atau shaf jamaahnya maju ke depan. Mungkin sama yah dengan masjid-masjid di daerah lain yang kehilangan jamaahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun