Cindy Kartini Yubawa, seorang mahasiswi program studi Administrasi Publik di Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR), lahir di Bandung pada 10 September 2002. Cindy adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Perjalanan hidupnya penuh inspirasi dan pembelajaran yang menjadikannya pribadi mandiri dan penuh semangat.
Cindy dibesarkan oleh seorang ibu tunggal sejak ayahnya meninggal dunia ketika ia kelas 5 SD. Situasi ini membuatnya harus belajar hidup mandiri. "Dulu mungkin aku hidup lebih leha-leha, tapi setelah papa pergi, aku merasa segalanya berubah cepat," ungkapnya. Ibunya harus mengambil peran sebagai kepala keluarga, yang mengajarkan Cindy untuk tidak bergantung pada orang lain. Cindy pun tumbuh menjadi pribadi yang mandiri dan mampu melindungi dirinya sendiri.
"Banyak orang baik yang membantuku, tapi aku selalu berusaha sebisa mungkin untuk tidak bergantung pada mereka," tambah Cindy. Pengalaman hidup ini juga membentuknya menjadi seseorang yang waspada dan penuh perhatian terhadap dirinya sendiri.
Orang-Orang yang Berpengaruh dalam perjalanan Cindy begitu banyak. Keluarga, teman-teman, dosen, dan mentor yang ia temui selama perjalanan hidupnya sangat berkontribusi dalam membentuk Cindy menjadi seperti sekarang. "Bahkan dari rival pun, aku belajar banyak hal," tuturnya. Baginya, lingkungan kampus dan orang-orang di sekitarnya adalah support system yang luar biasa.
Cindy menempuh pendidikan dasar di SDN 1 Wangunsari, kemudian melanjutkan ke SMPN 3 Lembang dan SMAN 2 Lembang jurusan IPA. Saat ini, ia merupakan mahasiswi Administrasi Publik di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNPAR.
Awalnya, Cindy bercita-cita menjadi dokter untuk membantu banyak orang. Namun, setelah beberapa kali mencoba, ia memutuskan mencari jurusan lain yang tetap berhubungan dengan masyarakat. Peristiwa-peristiwa selama pandemi COVID-19 menjadi titik baliknya. Fenomena korupsi bantuan sosial dan ketidakmampuan pejabat daerah dalam menangani situasi membuatnya memilih Administrasi Publik. "Aku merasa pejabat-pejabat di daerahku tidak kompeten, dan aku ingin terjun di bidang yang bisa memperbaiki tata kelola pemerintahan," jelas Cindy.
Selama berkuliah, Cindy memiliki banyak pencapaian yang membanggakan. Ia pernah mengikuti lomba Temu Administrator Muda Indonesia (Temu Admi) dua kali, menerbitkan beberapa artikel jurnal penelitian, dan menulis buku tentang gerakan antikorupsi selama magang di Indonesia Corruption Watch. Cindy juga mempresentasikan artikel tentang studi komparatif e-government Indonesia dan Estonia dalam konferensi internasional ICOGPASS.
Pada tahun 2023, ia meraih penghargaan Mahasiswa Berprestasi dalam kategori Rekognisi dan Publikasi di malam penghargaan FISIP UNPAR. Selain itu, Cindy aktif dalam organisasi kemahasiswaan. Ia terpilih sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan Administrasi Publik pada periode keduanya di himpunan.
Namun, bagi Cindy, pencapaian terbesar adalah menjadi dirinya sendiri. "Semua pencapaian ini tak lepas dari dukungan lingkungan sekitar yang memberikan kesempatan untuk tumbuh dan keluar dari zona nyaman," ujarnya.
Cindy percaya bahwa setiap orang dilahirkan dengan tujuan dan manfaat. "Sebisa mungkin, kehadiran kita harus bermanfaat untuk orang lain," katanya. Prinsip ini ia terapkan dalam setiap aktivitas, baik di organisasi maupun kehidupan sehari-hari.
Untuk menjaga semangat dan fokus, Cindy selalu mengingat tujuan awalnya. Ia memberikan ruang bagi dirinya sendiri untuk beristirahat ketika merasa lelah, lalu bangkit kembali. Selain itu, Cindy terbiasa mencatat hal-hal positif dan negatif dalam jurnal harian, yang membantunya melihat bahwa masalah seringkali lebih kecil dibandingkan hal-hal yang patut disyukuri.
Ketika menghadapi tantangan besar, Cindy kini lebih tenang dan positif dalam menyikapinya. "Dulu aku sering memvalidasi masalah sehingga tampak besar, tapi sekarang aku belajar untuk menghadapi masalah dengan senyuman dan hati yang lapang," ujarnya.
Cindy ingin dikenang sebagai pribadi yang bermanfaat bagi banyak orang. "Kalau belum bisa memberikan dampak besar, setidaknya aku dikenal sebagai seseorang yang tidak menyusahkan orang lain," katanya. Saat ini, Cindy sedang fokus menyelesaikan revisi skripsinya sebagai langkah akhir meraih gelar sarjana.
Perjalanan hidup Cindy mengajarkan bahwa setiap tantangan dapat diatasi dengan tekad kuat, sikap positif, dan dukungan dari orang-orang di sekitar. Ia adalah bukti bahwa kesulitan bisa menjadi peluang untuk tumbuh dan memberi manfaat bagi orang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H