Mohon tunggu...
Seni Aprilliana
Seni Aprilliana Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Lingkungan Terhadap Perkembangan Sosial Emosional Anak Di Desa

19 Januari 2025   11:18 Diperbarui: 19 Januari 2025   11:18 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perkembangan awal yang terjadi pada anak-anak dipengaruhi oleh lingkungan, baik,lingkungan rumah mereka maupun lingkungan pusat perawatan anak atau lembaga pendidikan,prasekolah (Bronfenbrenner & Morris, 1998),setiap pengalaman yang diperoleh anak akan saling berkaitan dengan pengalamannya yang lain dan akan menghasilkan perubahan perkembangan permanen pada anak,menurut teori ekologi, lingkungan yang menyediakan peluang dan dukungan untuk pertumbuhan adalah lingkungan yang mampu menciptakan situasi untuk anak berinteraksi dengan orang-orang dan lingkungannya,pengalaman baik ataupun buruk yang didapat anak dapat terjadi karena lingkungan,sekitarnya Lingkungan yang baik akan memberikan pengalaman baik pula untuk anak,sebaliknya jika kondisi lingkungan sekitar anak tidak baik maka pengalaman yang didapat anak akan kurang baik. Kekacauan lingkungan adalah konstruk teoritis yang menunjukkan sistem yang terlalu menstimulasi karakteristik lingkungan yang merugikan terkait dengan perkembangan dan kesejahteraan anak-anak.

Bronfenbrenner (Carter,2016) menyatakan bahwa perkembangan awal anak dipengaruhi oleh beberapa konteks sosial dan budaya yang termasuk keluarga, pengaturan pendidikan, dan masyarakat. Perkembangan yang dialami anak mencerminkan pengaruh dari sejumlah sistem lingkungan keluarga. Keluarga termasuk dalam sistem mikrosistem yaitu lingkungan tempat tinggal hidup,konteks ini meliputi keluarga, teman sebaya, sekolah, dan lingkungan sekitar, yang didalam mikrosistem inilah terjadi interaksi yang paling langsung dengan agen-agen sosial misalnya dengan orangtua, guru, dan teman sebaya,tidak banyak penelitian tentang kekacauan anak di lingkungan sekolah,ada satu penelitian tentang pengaruh pengaturan pendidikan dan perawatan awal yang kacau pada pengembangan anak-anak dengan mengukur dimensi kacau individual misalnya, ruang kelas yang terlalu padat, pergantian pengasuh,pada pengaturan perawatan anak dinilai menjadi kacau saat menunjukkan perilaku yang tidak sesuai atau tidak sama dari anak-anak biasanya. Perilaku yang tidak sesuai tersebut bisa jadi sering ditunjukan oleh anak, sehingga perawat atau pendidik menilai anak tersebut mengalami masalah dalam perkembangan sosial emosionalnya.

Hurlock (1978) mengatakan bahwa perkembangan sosial adalah kemampuan seseorang dalam bersikap atau berperilaku dalam berinteraksi dengan unsur sosialisasi di masyarakat yang sesuai dengan tuntunan sosial. Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. kemampuan sosial anak dapat diperoleh dari berbagai kesempatan dan pengalaman bergaul dengan orang-orang dilingkungannya,ebutuhan berinteraksi dengan orang lain telah dirasakan sejak usia enam bulan, ketika anak sudah mampu mengenall ingkungannya. 

Suparno, dkk (2010) dalam penelitiannya menyatakan bahwa perilaku sosial adalah tindakan perilaku yang dilakukan oleh seseorang dalam hubungan antar individu maupun inter individu dengan dirinya sendiri yang dapat dilihat dan dapat diamati dalam kehidupan sehari-hari,setiap anak memiliki hak untuk mengembangkan potensi-potensi yang ada di dalam dirinya, walaupun setiap anak mengalami proses perkembangan yang berbeda, sangat cepat,wajar dan ada pula yang sangat lambat (Hidayah, 2009). Proses perkembangan yang dilalui anak tentu dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. 

Faktor internal berupa motivasi,setiap anak memiliki motivasi yang berbeda-beda dalam dirinya untuk tetep bersemangat dalam menjalani kehidupan ini. Misalnya, anak melakukan manipulasi perilaku dalam interaksi sosialnya untuk memperoleh motivasi, anak memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar terhadap sesuatu hal, seingga anak akan terus mencari jawabannya hingga dirinya merasa puas (Ostroff,2013). Sedangkan faktor eksternal bisa berupa lingkungan sosial tempat tinggal anak,bagaimana anak berinteraksi dalam lingkungan sosialnya, apakah mereka lebih banyak mendapatkan energi-energi positif yang akan mendoronganya menjadi lebih baik ataukah mereka lebih banyak mendapatkan energi negatif.

Goleman (2002) menyatakan bahwa orang yang secara emosionalnya cakap maka orang tersebut dapat menangani perasaannya sendiri dan mampu membaca dan memahami perasaan orang lain,orang yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi adalah mereka yang mampu mengendalikan diri, memelihara dan memacu motivasi untuk terus berupaya dan tidak mudah menyerah, mampu mengendalikan dan mengatasi stres, mampu menerima kenyataan. 

Senada dengan Mayer & Salovey dalam penelitian (Ensari, 2017) yang menyatakan bahwa individu yang memiliki kecerdasan emosi yang tinggi memiliki hubungan sosial yang lebih baik, dapat memecahkan masalah emosional lebih cepat dan lebih mudah, kuat dalam kecerdasan verbal,sosial, dan kurang terlibat masalah perilaku:

1. Identifikasi Lingkungan Sekitar Anak

a. Lingkungan Rumah

Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama yang dikenal oleh anak, sehingga orang tua harus mampu menciptakan lingkungan keluarga yang kondusif bagi anak,pengalaman pertama kali didapat anak dari lingkungan keluarganya. Penelitian terdahulu menyebutkan bahwa anak-anak dari lingkungan rumah berkualitas rendah (dinilai menggunakan observasi sensitivitas ibu dan lingkungan rumah) dan lingkungan penitipan nnak yang berkualitas rendah (dinilai menggunakan observasi pengaturan penitipan anak)memiliki tingkat tertinggi masalah perkembangan dan tingkat perilaku prososial terendah,temuan ini menunjukkan bahwa anak-anak dapat memiliki berbagai pengalaman di seluruh konteks pembelajaran awal mereka di rumah,tetapi keutamaan lingkungan rumah yaitu mendikte bagaimana pengalaman mempengaruhi pengembangan anak(Crosnoe dkk, 2010),keluarga adalah lingkungan yang sangat dekat dengan anak, keluarga memiliki peranan dan fungsi yang besar dalam mendukung perkembangan anak secara optimal.

Hurlock (1987, p. 202) menyatakan bahwa sikap orangtua yang positif akan memberikan dampak yang positif dan baik terhadap perilaku anak,tetapi sebaliknya jika sikap orang tua yang kurang memberikan sikap acuh pada anak maka anak akan cenderung tidak bertanggung jawab serta memiliki perilaku yang kurang baik,seperti dalam penelitian Nokali, Bachman & Drzal (2010, p. 1) bahwa anak dari orangtua yang terlibat lebih tinggi dalam fungsi sosial akan lebih sedikit memiliki masalah perilaku. Kusuman, Sutadji &

Tuwoso (2014, p. 2) menyatakan bahwa dukungan orangtua merupakan bentuk peran orang tua dalam meningkatkan pencapaian kompetensi peserta didik,keterlibatan orangtua dalam pendidikan anak sangat dibutuhkan untuk pemenuhan fasilitas kebutuhan lingkungan belajar anak dan keikutsertaan orangtua dalam program pembelajaran anak di sekolah. Keterlibatan orangtua telah muncul sebagai salah satu topik yang paling penting dan sering dibicarakan di kalangan pendidikan. Keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak di sekolah sangat membantu guru dalam memberikan stimulus yang tepat untuk perkembangan anak. 

Seperti yang dikemukakan oleh White & Coleman (2000, p. 200) menyatakan bahwa keterlibatan orangtua merupakan aktivitas yang dilakukan orangtua dan guru di sekolah supaya terwujudnya suasana sekolah yang lebih baik serta memperbaiki perilaku dan sikap orangtua dengan guru

b. Lingkungan Sekolah

Lingkungan memiliki peran sentral dalam perkembangan sosial emosional anak,terrmasuk dengan lingkungan sekolah, guru harus mampu menciptakan lingkungan yang nyaman dalam proses pembelajaran,dalam hal ini bukan hanya guru, melainkan seluruh staf yang ada di sekolah, baik bidang akademik, kebersihan, keamanan dan lain sebagainya,sehingga anak mampu menangkap setiap informasi yang disampaikan oleh guru.selain itu, anak harus merasa aman dan nyaman berada di lingkungan sekolah, agar anak mampu menyerap dan mengimplementasikan nilai-nilai yang telah ia dapatkan di lngkungan sekolah,relasi teman sebaya yang masih dalam pembahasan lingkungan sekolah turut mewarnai pembentukan karakter anak. Selain meniru orang dewasa, anak-anak cenderung meniru temn sebaya, mereka akan mengevaluasi prilakumhya apakah sama,lebih baik atau lebih buruk daripada teman-teman seusianya (Santrock, 2011). Sehingga,teman yang baik sangat dibutuhkan dalam perkembangan sosial anak usia dini (Hartup dalam Santrock, 2011). Relasi anak dengan teman sebaya juga dipengaruhi oleh relasi.

Epstein (2009:9) menyatakan bahwa kemitraan dapat meningkatkan program dan iklim sekolah, menyediakan layanan keluarga, meningkatkan keterampilan orangtua dan kepemimpinan, menjalin hubungan dengan orangtua lain di sekolah dan dalam masyarakat, dan membantu guru dalam pekerjaan mereka,orangtua perlu mengetahui tentang keadaan dan perilaku anak mereka selama berada di sekolah, dan manfaat untuk gurunya sendiri dapat berkomunikasi dengan orangtua siswa tujuannya untuk memahami perilaku anak selama berada di rumah. 

Epstein (2009:10) menyatakan terdapat tiga konteks dalam teori overlapping of influence yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat,model ini terdiri dari praktek-praktek yang sekolah, keluarga dan masyarakat lakukan secara terpisah untuk mempengaruhi anak-anak dalam belajar, pengembangan dan prestasi akademik,melihat definisi keterlibatan orangtua yaitu aktivitas yang dilakukan oleh orang tua dengan guru di sekolah dalam pendidikan anak memberikan manfaat bagi anak, orang tua,guru dan lembaga pendidikan,Steven menunjukkan bahwa anak yang berhasil memiliki dukungan akademik yang kuat dan keterlibatan dari anggota keluarga,keterlibatan orangtua di sekolah akan menjadi kepuasan tersendiri untuk orangtua khususnya karena mereka menjadi percaya diri dalam mengasuh anak-anak mereka di rumah dan menambah wawasan serta pengalaman dalam pengasuhan, sehingga mereka bisa menjalankan tugasnya sebagai orangtua.

2. Identifikasi Perkembangan Sosial Emosional Anak

Aspek perkembangan anak salah satunya yaitu perkembangan sosial emosional yang mencakup perilaku anak dalam lingkungannya,perkembangan sosial emosional anak merupakan dua aspek yang berbeda tetapi tidak dapat dipisahkan satu sama lain,dengan kata lain, membahasperkembangan emosi harus bersinggungan dengan perkembanagan sosial anak,demikian pula sebaliknya, membahas perkembangan sosial anak harus melibatkan perkembangan emisional anak,perkembangan sosialisasi pada anak ditandai dengan kemampuan anak untuk beradaptasi dengan lingkungan, menjalin pertemanan yang melibatkan emosi, pikiran dan perilakunya,Perkembangan sosialisasi adalah proses dimana anak mengembangkan ketrampilan interpersonalnya, belajar menjalin persahabatan, meningkatkan pemahamannya tentang orang diluar dirinya, dan juga belajar penalaran moral dan perilaku,Perkembangan emosi berkaitan dengan cara anak memahami, mengekspresikan dan belajar mengendalikan emosinya seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan anak.emosi anak perlu dipahami para guru dan orang tua agar dapat mengarahkan emosi negative menjadi emosi positif sesuai dengan harapan sosial,perkembangan sosial emosional terdiri dari pengertian kata sosial dan emosional.

pengertian sosial emosional sebagai satu pengertian. Perkembangan sosial merupakan salah satu perkembangan yang penting pada anak. Anak yang mempunyai kemampuan sosial yang baik akan membuat anak dengan mudah menyesuaikan diri dengan baik terhadap lingkungan hidupnya dapat menikmati masa kecilnya dan mampu menjadi orang dewasa dengan kemampuan adaptasi yang baik Menurut Ambara, bahwa"Perkembangan sosial merupakan merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial".

Soendjoyo (dalam Tirtayani, 2014) menyatakan bahwa perkembangan emosi merupakan dasar dari kepribadian dan sosial. Emosi itu penting karena manusia memiliki kebutuhan untuk mempertahankan diri, membuat keputusan, menciptakan batasan, dan menciptakan kesatuan. Aspek-aspek dalam perkembangan sosial emosional yang berkaitan dengan perilaku prososial pada umumnya yaitu anak sudah mampu bermain dengan teman sebaya, mengetahui perasaan temannya, dan anak sudah bisa berbagi dengan orang lain,faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial emosional anak yaitu keluarga,kematangan, status sosial, dan kapasitas mental,keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh terhadap terhadap berbagai aspek perkembangan sosial,kematangan untuk dapat bersosialisi dengan baik di diperlukan kematangan fisik dan spikis sehingga mampu mempertimbangkan proses sosial, member dan menerima nasehat orang lain,status sosial ekonomi banyak di pengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi keluarga dengan masyarakat. Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah,kapasitas mental, emosi dan intelligence adalah kemampuan berpikir dapat banyak ha,seperti kemampuan belajar,memecahkan masalah dan bahasa. Perkembangan emosi dapat berpengaruh sekali terhadap perkembangan sosial anak.

3. Identifikasi Peran Lingkungan Bagi Perkembangan Sosial Emosional Anak

Hasil penelitian dari Kaeley C. Bobbitt dan Elizabeth T. Gershoff menyebutkan bahwa anak-anak usia prasekolah yang memiliki pengalaman positif di lingkungan rumah dan sekolah akan memberikan pengaruh baik dalam perkembangan sosial emosional anak,lingkungan rumah menjadi faktor pertama terbentuknya pengalaman baik atau buruk yang akan mempengaruhi perkembangan sosial emosional anak. Pengalaman anak-anak dari lingkungan rumah mereka adalah prediktor yang lebih kuat daripada pengalaman lain,karena jumlah waktu anak lebih banyak menghabiskan di lingkungan rumah mereka pengalaman di sekolah yang tidak baik juga menjadi pengaruh negatif pada pengembangan sosial emosional anak. Ketika anak mendapatkan pengalaman baik di lingkungan rumah namun tidak dengan di sekolahnya maka akan mempengaruhi perkembangan sosial emosional anak. Anak akan mendapatkan pengalaman baik jika lingkungan rumah dan lingkungan sekolah bisa memberikan kontribusi baik untuk perkembangan anak. Kontribusi baik yang dimaksud yaitu bisa memberikan kondisi yang aman, nyaman, serta memfasilitasi kebutuhan perkembangan anak sesuai tahap pembangnya.

Hasil penelitian di Desa Tolouwi mengenai perkembangan sosial emosional anak menunjukan bahwa lingkungan sekitar anak sangat mempengaruhi dalam perkembangan tersebut,dapat dibuktikan dari hasil observasi, dan pengamatan yang menunjukan bahwa anak-anak usia 6-12 tahun yang perkembangan sosial emosionalnya masih rendah. Banyak di antara mereka yang menunjukan sikap kurang sopan dalam tindakan maupun tutur kata,suka marah, mudah murung, dan melawan ketika diberi nasehat.hal tersebut menunjukan bahwa anak-anak masih sulit membangun hubungan sosial dengan lingkungan sekitarnya,lingkungan sekitar anak memberikan kontribusi besar untuk perkembangan sosial emosional anak. Berdasarkan hasil di lapangan menghasilkan data bahwa lingkungan rumah dan lingkungan sekolah kurang memberikan kontribusi baik pada anak. Akibatnya mempengaruhi perkembangan sosial emosional anak. Kontribusi kurang baik dari lingkungan keluarga seperti kesibukan orang tua, kurang perhatian dari keluarga,kurangnya penanaman perilaku baik, kurangnya konsistensi dalam pembiasaan baik, dan fasilitas yang diberikan kurang mendukung atau tidak sesuai kebutuhan anak.

Kesimpulan 

Keterlibatan orang tua dan lingkungan sekolah anak memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan sosial emosional anak di Desa Semampir Kraksaan Probolinggo,orang tua perlu mengetahui tentang keadaan dan perilaku anak mereka selama berada di sekolah, dan manfaat untuk gurunya sendiri dapat berkomunikasi dengan orangtua siswa tujuannya untuk memahami perilaku anak selama berada di rumah. Terciptanya lingkungan keluarga yang baik, lingkungan sekolah yang kondusif menjadi poin penting untuk membantu perkembangan sosial emosional anak secara optimal,lingkungan keluarga yang baik, dan lingkungan sekolah yang kondusif dapat menciptakan anak dengan perkembangan sosial emosional yang baik,lingkungan yang kurang baik, dan lingkungan sekolah yang kurang kondusif dapat menciptakan anak dengan perkembangan sosial emosional yang kurang baik pula.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun