Aku lahir dari keluarga sederhana yang biasa saja
Dikarenakan kesederhanaan itu pula, minder adalah aku
Tidak punya, terlalu biasa menerima ketidak-punyaan
Termasuk kuterima pula olok- olokan orang dengan lapang
/
Sekronis inikah ketidak- punyaanku ini
Hingga kuberani paksakan diriku menjadi seorang TKW
Harapannya pulang- pulang bawa uang
Dipikirnya dengan uang semua bisa diatasi
/
Hatiku sekali lagi bertanya
Apa tujuanku menjadi TKW ini
Sekuat apapun keluargaku melarang
Kekuatan tekadku tak terpatahkan
Kian aku berada di negeri orang
/
Teriak nuraniku;
"Aku harus menciptakan perubahan!"
Dengan emosi yang penuh bergejolak kukatakan;
"Diriku butuh wawasan, tempat yang lebih maju dan berkembang.
Aku butuh tempat asing untuk sejenak menyembunyikan mukaku serta menyembuhkan keminderanku.
Aku butuh keheningan walaupun sejujurnya aku benci bergelut dengan sepi..."
/
Dari tempat ini
Telah berhasil kusimpan air mataku sebagai rahasia
Dan untaian senyumku sebagai kabar berita untukmu saja
/
Kutengadahkan kepalaku menatap dinding kamarku
Cetakan poto berjejer tak beraturan
Kusebut mereka orang- orang yang tersayang
Tepat dibawah dinding itu
Antara camilan, alat tulis, baju dan buku- buku bertuliskan bahasa inggris berserakan
/
Aku bingung kenapa ruangan sempit ini membatasi keberadaan bumi yang sebenarnya sangat luas
Membatasi kebebasanku
/
Seketika mataku basah
Desiran haru setengah tidak percaya merasuki jiwa
Mimpi yang besar sedang dirajutÂ
Bermulai dari tempat yang sulit ini
***
Wang Toi Shan Lok Uk Tsuen
Hong Kong, 1 Mei 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H