Mohon tunggu...
Seneng Utami
Seneng Utami Mohon Tunggu... lainnya -

an ordinary woman

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tujuanku Menjadi TKW

1 Mei 2019   07:20 Diperbarui: 1 Mei 2019   09:57 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku lahir dari keluarga sederhana yang biasa saja

Dikarenakan kesederhanaan itu pula, minder adalah aku

Tidak punya, terlalu biasa menerima ketidak-punyaan

Termasuk kuterima pula olok- olokan orang dengan lapang

/

Sekronis inikah ketidak- punyaanku ini

Hingga kuberani paksakan diriku menjadi seorang TKW

Harapannya pulang- pulang bawa uang

Dipikirnya dengan uang semua bisa diatasi

/

Hatiku sekali lagi bertanya

Apa tujuanku menjadi TKW ini

Sekuat apapun keluargaku melarang

Kekuatan tekadku tak terpatahkan

Kian aku berada di negeri orang

/

Teriak nuraniku;

"Aku harus menciptakan perubahan!"

Dengan emosi yang penuh bergejolak kukatakan;

"Diriku butuh wawasan, tempat yang lebih maju dan berkembang.

Aku butuh tempat asing untuk sejenak menyembunyikan mukaku serta menyembuhkan keminderanku.

Aku butuh keheningan walaupun sejujurnya aku benci bergelut dengan sepi..."

/

Dari tempat ini

Telah berhasil kusimpan air mataku sebagai rahasia

Dan untaian senyumku sebagai kabar berita untukmu saja

/

Kutengadahkan kepalaku menatap dinding kamarku

Cetakan poto berjejer tak beraturan

Kusebut mereka orang- orang yang tersayang

Tepat dibawah dinding itu

Antara camilan, alat tulis, baju dan buku- buku bertuliskan bahasa inggris berserakan

/

Aku bingung kenapa ruangan sempit ini membatasi keberadaan bumi yang sebenarnya sangat luas

Membatasi kebebasanku

/

Seketika mataku basah

Desiran haru setengah tidak percaya merasuki jiwa

Mimpi yang besar sedang dirajut 

Bermulai dari tempat yang sulit ini

***

Wang Toi Shan Lok Uk Tsuen

Hong Kong, 1 Mei 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun