Masa remaja merupakan masa- masa transformasi dari anak- anak menjadi orang dewasa. Seiiring berjalannya waktu akan diketahui apa jenis makanan kesukaannya, minuman kesukaannya, hobinya, karakter teman yang disukainya, warna terfavoritnya, lagu yang senang didengarkannya, pemandangan yang digemarinya, baju- baju yang dicintainya, bahkan jenis binatang yang dijadikan peliharaannya. Lebih dari itu, masa remaja adalah masa yang teramat penting dalam pembentukan karakter dewasanya yang dibentuk akan menjadi seperti apa.
Seberapa besar kasih sayang dari orang- orang terdekatnya berpengaruh besar pada tumbuh kembang remaja. Ditambah lagi seberapa besar keiingintahuannya untuk mengumpulkan pengetahuan itu datang dari motivasinya pribadi.
Selama proses pembentukan jati diri kaum remaja pada umumnya pada dirinya berisikan pencarian. Tentang mana yang menurutnya benar dan salah, tentang pantas dan tidaknya apabila kelakuannya disesuaikan dengan norma masyarakat sosialnya yang berlaku, mencari agama mana yang membuatnya tenang, mencari jenis pekerjaan apa yang tepat sesuai hatinya, membentuk karakter diri dan belajar menstabilkan emosi, mencari teman yang enak diajak curhat dan bisa dipercaya, mencari tantangan yang menegangkan walau aslinya kurang berani untuk dijalani (masa coba- coba; misal mencoba naik rollercoaster untuk pertama kali, dan mecoba segala sesuatu yang mana dulu sewaktu masa kanak- kanak belum pernah dicobanya).
Antara orang tua terhadap remaja sering kali yang terjadi yaitu saling salah paham. Ketika di masa remaja sedang diberlakukan pencarian, percobaan dan pembentukan kestabilan, banyak diantara orang tua yang menyudutkan kaum remaja dengan anggapan sudah sepenuhnya dewasa. Tak heran jika sang remaja ketika mendapati masalah orang tua hanya bilang ; "Itu akibat pembuatanmu sendiri, kamu sudah dinasehati tetep aja bandel sekarang kalau sudah kena masalah begini kamu tanggung sendiri resikonya", sambil pasang muka cuek.
Nah disinilah diperlukan sebuah keterbukaan dan kedekatan agar keduanya punya bahasa jiwa yang saling terhubung untuk sama- sama mengerti.Â
Mau bagaimana pun juga masa- masa pembentukan jati diri itu indah loh, apalagi kalau kita sudah punya mindset yang seperti ini;
Be as Easy Going person
Mau kapan saja, di mana saja tetap bisa menikmati itulah orang yang disebut easy going person. Sebab baginya apapun yang dilihat, didengar dan dirasakan semua bisa menjadi pelajaran baru.
Menikmati sendiri berarti bahwa kita telah mampu merasakan detik per detik dari apa yang kita lakukan sebagai serangkaian apa yang memang sedang dikerjakan. Sedang minum ya dinikmati air pergelakannya, sedang menulis - dinikmati kata perkatanya, sedang berpikir dinikmati runtutan jalan berpikirnya, sedang berjalan dinikmati apa yang bisa dilihatnya. Perasaan menikmati seperti ini akan menimbulkan rasa syukur yang lebih serta rasa senang yang stabil.
Bener- bener bahagia itu justru yang sederhana
Tanpa disadari televisi dan media sosial yang mengkedepankan keglamoran mempengaruhi remaja untuk ikut- ikutan bergaya sampai lupa bahwa aslinya penggemblengan diri yang sejati itu dari dalam diri bukan malah yang sekadar tampak di mata.
Saya menyebut sederhana karena berdasarkan pengalaman pribadi dulu saya pernah gila dengan penampakan luar, mulai dari rebonding rambut, beli kosmetik hingga high-heel tapi kok bukan jaminan seseorang yang disukai mau lengket ke hati ini ... Hehe , usai itulah hingga sekarang saya memilih menjadi orang dengan penampilan biasa saja apa adanya. Ternyata kesederhanaan membuat kita merasa lebih nyaman tanpa baper melihat gaya teman yang kelahatan wahhhh...
Jadi orang yang tidak silau sama status
Remaja mudah baper itu wajar sekali. Yang jomblo baper sama yang lagi couple- an. Yang tau temannya jadi PNS dibaperin- terus minder, lanjut malu menampakkan diri mengingat pekerjaanya sendiri terkesan biasa- biasa saja (menurutnya). Lihat temannya punya sepeda motor baru dibaperin...Â
Selama kita masih jadi orang yang baperan tandanya kita belum kuat mental. Biarkan yang lainnya sudah punya duluan, yang paling penting kita fokus dengan apa yang bisa kita kerjakan dan apa yang bisa kita kembangkan. Jadi tidak perlu membatasi diri. Tinggi rendahnya seseorang bukan dari status atau jabatannya, tinggi rendahnya seseorang terletak bagaimana ia bisa menghargai dirinya dan menghargai orang lain. So, kita harus percaya diri sama diri kita sendiri bahwa dengan usaha yang gigih cepat atau lambat kita pun bisa mendapatkan apa yang kita inginkan.
Terima baik penilaian orang lain terhadap kita
Berikut ini misalnya beberapa komentar yang pernah saya terima dari pertemanan; "kamu kerja cukup tabungannya dulu baru pindah jangan pecicilan tanpa punya tujuan neng...., eh kamu jangan gonta- ganti poto profil dong poto profil itu menunjukkan karaktermu, berarti kalau gonta- ganti kamunya masih nggak stabil dong..., oke lanjutkan mata kamu dengan pancaran yang bersinar seperti itu ya terus kalau galau nggak usah diumumkan ke sosmed..., mbak'e keren tinggal nunggu titik didihnya (kayak rebus air aja)..., duh kamuuu neng kok bisa begitu... ! (terkaget- kaget + sesak nafas)"
Apapun komentarnya kita terima saja. Komen- komen itu akan selalu datang dengan sendirinya dari orang sekitar, entah sepenuhnya benar atau salah dari apa yang mereka katakan yang utama kita mau meresponnya dengan baik dan bijak. Mau didengar enak atau tidak, komentar dari orang lain bisa digunakan sebagai refleksi diri. Maka dari itu kita sebaiknya melakukan komunikasi internal (batin) sebagai sebuah kebiasaan supaya kita selalu lebih tahu tentang siapa diri kita yang sebenarnya...
Berhasil menjadi pribadi yang berbeda
Pembentukan jati diri yang indah akan didapat sesuai berhasilnya kita membentuk "prespektif" tentang semesta alam versi kita. Antara semesta alam dan sang pencipta semesta. Mengetahui untuk apa kita hidup dan diciptakan. Tidak haus dipuji sebagai manusia dengan sebutan pintar melainkan cukup ingin menjadi pribadi yang lebih mengerti tanpa haus pencitraan.Â
Pembentukkan jati diri yang indah itu apabila yang lainnya bernilaikan lima, kita bisa menjadi lima plus (+). Bisa mengartikan makna kaya yang sebenarnya, dimana kekayaan sejati itu adalah kebaikan apa yang bisa kita lakukan bukan seberapa banyak kekayaan yang kita kumpulkan. Tak beda dengan kecantikan sejati yang berada di dalam bukan di luar.
Menurut saya masa- masa pembentukkan jati diri diusia remaja itu indah jika kita mau merasakannya. Suka dukanya banyak sekali demi kita bisa menjadi pribadi yang stabil.
Menjadi remaja bukan hanya disibukkan untuk membayangkan banyak hal-hal semacam ini saja, seperti yang belum nikah kalau sudah nikah (kelihatannya) enak, yang udah nikah yang belum punya anak (kelihatannya) kalau punya anak itu enak, dan sepertinya kalau kesana kemari didampingi sama sang terkasih kayaknya enak (keliatannya) dan yang lain sebagainya.
Menjadi remaja justru masa emas untuk membentuk kekuatan mental untuk masa- masa kedepan yang pasti akan lebih besar pula tanggung jawab yang harus kita emban.Â
Teruntuk para remaja teruslah berkembang , nikmati perubahan- perubahannya dengan penuh rasa suka cita. Cieee...Sebagai remaja semangatnya harus menyala dong ya.... :)))
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H