Perjalanan keberadaan saya di Hong Kong terhitung sudah tiga tahun lamanya dengan dua kali pemberangkatan dan tiga kali pindah majikan. Sepanjang perjalanan itu dalam diam saya suka mencari tahu apa saja hal yang membuat orang Hong Kong terkesan beda. Beda dalam arti lebih maju dan percaya diri.
Di sini, satu- satunya cara saya untuk mengatasi rasa jenuh terhadap pekerjaan, saya sengaja membiasakan diri untuk mau membaca buku di sela- sela waktu istirahat yang ada. Dari kebiasaan membaca itu akhirnya saya gemar merenungkan banyak hal. Bahkan di otak saya pun tak henti- hentinya dibanjiri seribu pertanyaan; "kenapa begitu..., bagaimana ini bisa terjadi..., apa yang bisa aku lakukan.. ?"
Well, berbicara sedikit tentang alasan orang Hong Kong lebih percaya diri pastinya ada banyak faktor yang mendukung. Salah satunya dalam sejarah Hong Kong pernah dijajah Inggris, Inggris kalau menjajah juga menyediakan fasilitas pendidikan. Minimal orang Hong Kong sudah punya budaya berpendidikan lebih dulu.Â
Ajaran Confucius  (filosofi Cina) pun juga berpengaruh terhadap kemajuan orang- orangnya yang mana kurang lebih pesan dari Confucius mengatakan : "if your actions are in harmony with the rest of society, then they are moral actions and you are a good person." Tak heran orang sini tanpa memandang agama apa yang dianut, kebanyakan yang mereka pegang betul yaitu moralnya.
Orang Hong Kong kalau dilihat langsung memang terlihat percaya diri. Jalan kakinya tidak terlihat gontai melainkan mereka tahu benar siapa diri mereka. Sementara yang saya uraikan di bawah ini merupakan alasan- alasan hasil dari pengamatan dan dari apa yang telah saya alami sendiri. Tentunya ada banyak sekali yang telah saya perhatikan selama tiga tahun ini; dari mulai turun langsung merawat anak sekaligus melihat bagaimana orang tuanya mendidik anak, memperhatikan fasilitas umum, melihat bangunan- bangunan tinggi, bagaimana bisa masyarakatnya antre dengan begitu teraturnya ketika pesan makanan atau pun memperhatikan hidup sehat ala lansia Hong Kong.
Berikut ini beberapa alasannya;
* Dari segi kesehatan dan kebersihan : makanan orang Hong Kong cukup bergizi. Baik jenis makanan mentah maupun yang siap saji selalu dalam keadaan masih segar. Menu makanannya di rumah sehari- hari diantaranya; nasi, ikan, sayur, daging ditambah susu. Tidak kebanyakan minyak dalam memasak, tidak keasinan dan tidak juga kemanisan itu kesukaan cita rasa orang Hong Kong demi menjaga kesehatan tubuh. Banyak yang membiasakan diri makan buah dan minum air putih yang teratur. Makan makanan yang cukup gizi membantu otak berpikir dan berkonsentrasi lebih baik.
Orang Hong Kong sadar akan senam sehat atau berolah raga. Hal ini ditunjang dengan keberadaan fasilitas olahraga yang disediakan oleh pemerintah. Tiap- tiap tempat yang digunakan untuk berolah raga biasanya menjadi satu dengan taman. Hal ini menambah daya tarik anak- anak untuk bermain di taman juga menarik para lansia untuk berkumpul bertemu temannya di taman.
Dari kebersihan sendiri, anak- anak diajari untuk menjaga kesehatan tubuh mulai dari menggosok gigi dan mencuci tangan dengan sabun sebelum makan yang dilakukannya sendiri sejak mereka umur dua tahun lebih. Adapun di dalam rumahnya, orang Hong Kong sangat jeli untuk membersihkan debu. Mereka takut terkena penyakit jika rumahnya kotor. Kebanyakan orang sini sama kecoak atau tikus saja takutnya sudah minta ampun. Maka dari itulah mereka selalu menjaga kebersihan lingkungannya. Ketika di mana- mana terlihat rapi dan bersih, akhirnya pemandangan indah pun kita dapatkan bukan?
* Dari segi cara mendidik orang tua terhadap anaknya : bagi orang tua di Hong Kong mendidik anaknya itu merupakan pekerjaan yang paling penting. Pendidikan dijadikan sebagai jalan untuk memastikan bahwa kelak anaknya punya masa depan yang cerah sehingga ajaran moral dan disiplin sangat serius diberikan.
Orang tua di Hong Kong lebih awal dalam menggali potensi anak. Dari umur satu tahun mereka sudah memasukkan anaknya untuk mengikuti les, seperti les Bahasa Inggris misalnya. Adapun yang dua tahun keatas ada yang memasukkan anaknya untuk mengikuti les menggambar, menyanyi, menari, atau bermain musik. Dan lagi orang tua Hong Kong pandai memberi apresiasi terhadap apa yang dihasilkan anak- anaknya dalam berkarya, ini menjadi landasan dasar sang anak belajar mencintai dan menghormati dirinya sendiri untuk tidak minder bergaul dengan teman sehingga proses berkomunikasi dengan siapa pun juga terbentuk bagus.
* Dari segi kreatifitas : seiring sudah dikenalkan dengan berbagai kegiatan seperti les sejak dini, anak- anak Hong Kong pun menjadi tahu nilai- nilai "seni" yang baik untuk kreatifitas berpikirnya. Jika kita melihat anak Hong Kong tidak bisa diam ke sana - kemari, selalu ingin menciptakan sesuatu itu hal yang biasa. Sedari kecil anak- anak diajari untuk berimajinasi dan dirangsangi untuk berani menjadi orang besar melalui cerita- cerita dari buku bacaan yang orang tuanya bacakan.
* Dari segi pengaruh lingkungan dan teknologi : sebelum teknologi di Hong Kong berkembang pesat seperti saat ini, masyarakatnya sudah dikenal sebagai pekerja keras. Dan kini setelah teknologi semakin maju masyarakat Hong Kong menjadi orang yang super tidak sabar kalau menunggu sesuatunya lama. Melakukan sesuatu dengan cepat dan tepat telah menjadi budayanya.Â
Kecepatan dalam bekerjanya ini demi bisa membagi waktu dengan merata. Saya rasakan di sini pada saat saya bekerja seolah- olah waktu sudah mengatur apa yang harus saya lakukan. Apa- apa jadi diperhitungkan dengan waktu.Â
Orang Hong Kong menginginkan segala sesuatunya dengan cepat, termasuk percakapan dan bahasanya pun terbilang cepat, pesan makanan maunya cepat, pelayanan- pelayanan umum semua bergerak cepat, sampai- sampai jasa transportasi seperti bus atau kereta juga ada jadwal ketepatan waktunya. Kecepatan ini ternyata menjadikan masyarakatnya terbiasa bergerak aktif semacam sangat sayang apabila  waktunya dibuang hanya untuk melamun walau sejenak saja.
Lingkungan Hong Kong yang harmonis menjadikan penduduk asli dan pendatang menjadi penuh warna. Yang paling penting bagi mereka yaitu saling menghargai dan menghormati, fokus terhadap kehidupannya masing- masing. "work hard, play hard" adalah  motto dari masyarakat di sini.
Seserius apapun ketika belajar dan bekerja, mereka tidak lupa untuk me- refreshing- kan diri seperti jalan- jalan bersama keluarga misalnya. Di Hong Kong banyak sekali tempat bagus yang gratis untuk dikunjungi, dan dari itulah mereka sering memanfaatkan waktu luangnya bersama keluarga.
Di lingkungan Hong Kong pula budaya kebersamaan dalam keluarga tergolong baik. Walau mereka lebih suka hidup mandiri daripada hidup jadi satu sama orang tua atau mertua, tetap saja pertemuan rutin minimal seminggu sekali diadakan. Budaya "yam cha" atau minum teh ini merupakan makan bersama bersama- sama keluarga. Di waktu makan siang atau malam biasanya restoran- restoran bermakanan khas China selalu ramai dikunjungi.
Lingkungan Hong Kong yang terlengkapi dengan fasilitas bacaan yang cukup memadai menjadikan masyarakatnya berwawasan luas dan open minded, dinamis dan lebih percaya diri.
Memiliki rasa percaya diri itu sangat penting sekali, demi bisanya kita meraih kebahagiaan sejati. Semakin bahagianya kita maka semakin pula kita akan berumur panjang. Dengan percaya diri potensi yang ada pada diri kita akan ter-eksplore lebih maksimal. Rasa percaya diri merupakan bagian dari mental. Sebelum bertanding, sang juara akan meyakini mental kemenangannya. Dan kita jika ingin maju, mari kita hidupkan mental maju dengan menciptakan rasa percaya diri yang penuh kemudian menjaga kepercayaan diri tersebut sebagai salah satu pondasi dasar untuk terus melangkah ke depan, langkah yang tanpa kebimbangan dan tanpa keputus- asaan!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H