Untuk menjadi manusia yang bahagia pun perlu belajar. Terutama teruntuk orang yang punya masalah dalam dirinya sendiri. Bahagia yang bukan karena materi atau status itu butuh proses untuk mencapainya.
Kembali lagi kepada bagaimana kita berpikir dan merasakan sedangkan kualitas pikiran kita ini terpengaruhi oleh dari apa yang kita baca, kita lihat, kita dengar, kita rasakan yang terangkai saling berkaitan satu sama lain. Semakin bahagia seseorang, semakin tinggi pula motivasi hidupnya, lebih optimis dan percaya diri dan terlihat energic.
Sedikit pengalaman pribadi aku lulus SMA tahun 2009. Dalam hati aku masih berkeinginan untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Hingga seminggu yang lalu seorang temanku membujukku untuk segera melanjutkan keiinginanku tersebut daripada di Negara Hong Kong ini aku sekedar menjadi tenaga kerja saja.
Kurasakan genap sembilan tahun setelah lulus SMA seperti waktu yang lumayan lama. Banyak diantara temanku yang sudah menemukan pekerjaan tetapnya, sudah berkeluarga, mereka seperti sudah pada menemukan identitasnya masing- masing.
Apabila takaran atau ukuran kehidupanku adalah apa yang aku punya (baik materi atau status sosial) pastinya aku akan merasa minder. Aku sama sekali tidak minder dengan diriku yang sebenarnya sebab yang paling penting bagiku; bukan dari apa yang aku punya tetapi lebih kepada apa yang bisa aku lakukan dari apa yang aku punya.
Belajar akan terus berlanjut selagi detak jantung masih ada. Belajar bisa didapat dari banyak hal. Semakin orang banyak belajar maka ia akan semakin merunduk rendah hati dan semakin merasa bahwa di dalam dirinya masih ada banyak hal yang belum diketahui olehnya. Butuh waktu untuk belajar berkomunikasi dengan orang lain agar komunikasinya terampil.
Butuh waktu untuk menciptakan perasaan berani dalam meng-eksplore diri. Butuh waktu untuk tidak membatasi diri kita sendiri. Maka dari itu kita yang selama ini baru lulusan SMA tidak perlu merasa minder dengan lulusan yang lebih tinggi. Kita dalam memandan orang tentunya tidak ditentukan akan hal itu melainkan ditentukan oleh sopan santun dan etika kita. Tentang bagaimana kita menghargai orang lain.
Mau lulusan SMA, SMP, SD bahkan belum pernah bersekolah pun. Semua dari kita tetap sama. Tidak ada batasan untuk belajar. Sebab tujuan belajar  itu sebenarnya cukup sederhana yaitu tentang bagaimana kita mampu mengkondisikan diri terhadap segala keadaan, baik senang maupun susah, saat menerima kemenangan maupun kekecewaan, menyetabilkan emosi dan yang lebih dalam lagi apabila kita mampu belajar menyamakan bahasa Tuhan untuk akhir cerita hidup kita.
Salam hangat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H