Jomblo bukan berarti tidak mampu. Tidak mampu apa coba? Tidak mampu punya pacar, punya gebetan, punya kekasih, punya relasi spesial dengan lawan jenis. Kalau sudah tidak mampu yang semacam itu, lalu bagaimana bisa menikah ya.
Ada beberapa orang masih muda dan jomblo, teman yang lainnya kebanyakan akan pada kepo. Mereka bertanya, "...orang mana pacarmu? Ah, yang bener kalau jomblo. Tidak punya satu atau tidak punya dua, orang cantik cakep begitu kok tidak punya bohong kali!"
Kedengarannya jomblo itu seolah bagai makhluk hidup yang menghawatirkan, kesepian dan perlu dikoreksi sekiranya ada yang salah dengan dirinya. Padahal jomblo itu pilihan dari hati masing-masing.
Sebagian orang (anak muda, remaja, usia dibawah 30 tahun), memilih jomblo dengan beberapa alasan; trauma takut patah hati, belum bisa move on dari mantan khususnya yang masih berharap bisa balikan sama mantan (#Eh). Ada yang ingin fokus dengan prioritasnya tanpa melibatkan perasaan dengan lawan jenis, ada yang memang belum mendapatkan yang cocok di hati, ada yang jomblo sebab sedang merantau dan tak mau menjalin LDR!
Jomblo dan Rasa Sepinya
Buat yang punya pacar, biasanya hati suka berbunga-bunga tiap mau buka HP mengecek pesan dari do'i. Yang cinta, yang sayang, yang manis-manis pokoknya. Jadi suka terbayang-bayang alias kangen kalau seminggu tidak ketemu, apalagi sebulan bahkan setahun. Wih, rindunya setengah mati. Kekasih sudah menjadi tempat curhat dikala suka maupun duka.
Sedangkan pada saat seseorang dihadapkan dengan realita kejombloannya, tempat curhat dikala suka atau dukanya lebih banyak tercurah pada dirinya sendiri. Saat ada waktu luang, yang dipikiran kosong tanpa kekasih yang pantas dipanggil "yank". Masih baik kalau dirinya punya kesibukan positif dan bagi yang tidak punya, hidup jomblo seperti musibah kali ya rasanya. Andai saja tembok bisa ngomong, duh. Pasti hidup tak sekejam ini!
Tolong pahami dan jangan salah pengertian lho, sesepi-sepinya seorang jomblo, masih akan ada keluarga tersayang, sahabat terdekat, sahabat yang selalu menguatkan dan Tuhan!
Seorang jomblo yang kesepiannya mendalam bukan tidak mungkin untuk bisa bahagia selagi ia menikmati hidup yang dimilikinya, melakukan sesuatu yang ia sukai, dan yakin suatu hari akan hadir pasangan yang tepat untuknya. Dengan penyadaran seperti itu maka jomblowan dan jomblowati tak perlu cemas dengan jodoh (la yauw!).
Masa Emas Kejombloan Kita
Ialah menggunakan masa jomblo untuk meraih prestasi yang masih mungkin bisa diraih. Ketahui apa kesukaan, hobi dan minat yang ada pada diri kita. Asah dengan sebaik mungkin, saring kalimat-kalimat positif dan negatif dari orang sekitar akan status kita yang masih single. Jadikan semuanya sebagai pendorong untuk menggapai apa saja yang sedang ingin kita dapatkan.