Mohon tunggu...
Seneng Utami
Seneng Utami Mohon Tunggu... lainnya -

an ordinary woman

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Sulap Bad Mood Jadi Good Mood!

6 Oktober 2014   21:59 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:09 631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_364502" align="aligncenter" width="530" caption="Bad mood / Dok. Gilang Rahmawati Kampret"][/caption]

Dalam kehidupan sehari-hari, sebenarnya otak kita merupakan bagian organ tubuh yang sangat luar biasa. Selain fungsinya yang hebat, otak mampu bekerja tak kenal lelah sepanjang waktu. Dengan syarat tubuh kita rutin diberi asupan gizi dan cukup tidur. Otak bisa tidak berfungsi apabila tengkorak otak rusak, bisa juga karena jaringan otak rusak disebabkan karena alkohol, atau obat-obatan terlarang. Otak bisa mengalami kelelahan apabila kita tidak mengontrol pikiran kita sendiri, seperti stress dan depresi.

Pada saat tertentu, dalam kesehariannya kita tak jarang dihadapkan dengan sesuatu yang menimbulkan pikiran kita sedih, galau atau murung sehingga hati kita menjadi bad mood. Dan kalau sudah bad mood, rasanya memang seperti tak mau melakukan apa-apa lagi ya? Orang yang menghargai dan memperhitungkan waktu, biasanya mereka akan merasa sangat rugi sekali jika dia sedang ditimpa bad mood. Pengennya cepet-cepet segera bisa move on dari rasa bad mood-nya.

Pengalaman buruk pribadi dan suasana lingkungan luar yang mendadak berubah memburuk itu sangat mudah mempengaruhi pikiran untuk menjadi tidak aktif. Mata kita itu melek, tetapi jika otak tidak bekerja sebagaimana mestinya seperti saat kita semangat, selalu saja otak kita rasanya ingin bermalas-malasan dan seolah sedang tidur pulas.

Mengalami bad mood itu merupakan hal yang biasa, dan hampir setiap orang juga pasti mengalaminya. Rasanya tidak nyaman jika kita sedang diliputi rasa bad mood. Orang-orang yang termasuk doer, mungkin masih bisa mempertahankan melakukan pekerjaannya ketika bad mood sedang melanda. Akan tetapi, bagi orang yang typenya feeler, bisa dipastikan mereka memilih untuk diam dan tidak melakukan apa-apa.

So wrong, jika dalam keadaan bad mood kita tak mau melakukan apa-apa. Mana kedisiplinannya? Tunjukan dong!

Salah satu sikap yang dimiliki oleh orang sukses ialah mereka berhasil menanamkan kedisiplinan didalam dirinya sendiri. Mereka bisa mengatasi segala apa yang menjadi rintangannya, dan apabila hambatan datang menerpa mereka semakin gigih untuk bekerja bukan memilih untuk menyerah dan diam.

Sulap bad mood jadi good mood:

* Mula-mula pahami pikiran sendiri, ketahui apa penyebab rasa bad mood itu ada.

Kalau bad moodku hari ini sumber masalahnya ialah aku nggak bangun awal untuk menulis di Kompasiana. Bukan aku lupa setting alarm, cuman sudah bangun dan kebablasan tidur lagi. Akhirnya fatal deh nggak ada waktu buat menulis. Kemudian saat ada waktu, aku mencoba menulis apa yang ada diotakku. Jadinya kurang baik, rasanya geram sendiri aku pengen marah. Sudah menulis kemudian unpublish lagi! Yaelah. Capek dech.

* Kalau pikiran masih tetap sepaneng dan seperti tak ada solusi untuk menjadi lebih baik, cobalah untuk keluar rumah.

Barangkali cuma sejenak ya, yang penting sudah bisa mendapatkan pemandangan baru. Dengan berada di luar rumah maka mata kita akan memandangi banyak sesuatu yang dapat menyelimurkan pikiran kita dari sumber yang membuat kita geram dan menimbulkan bad mood. Seperti aku tadi, sehabis nulis dan gagal, aku pergi ke pasar. Jalannya pun bukan sekedar jalan lho. Tetapi jalan juga sambil berdo'a. Mencoba untuk mendapatkan ketenangan batin, selain memperhatikan orang-orang yang berjalan dengan semangat itu! Melihat orang lain berjalan semangat, aku pun tanpa disadari jadi ikut semangat.

* Dapatkan satu kejutan untuk diri sendiri dengan meledek diri sendiri!

Entah nggak tau tadi sewaktu aku masih geram-geramnya pada diriku sendiri, tiba-tiba hatiku meledek begini, jangan jadi orang jarkoni! Aku teringat jarkoni itu singkatan dari ''bisa ngajar tetapi tidak bisa nglakoni(melakukan)!'' Dalam hatiku tersentak. dan segera ingin bangkit lagi. Bagaimana pun alasannya, aku harus segera mengubah bad mood ku ini menjadi good mood. Aku tidak mau dikuasai oleh emosi negatifku sendiri. Begitulah kata-kataku dalam hati.

* Ketika motivasi bangkit sudah muncul, gerakkan tubuh untuk bekerja seperti biasa.

Motivasi terbesar itu adalah dari diri sendiri. Jadi usahakan kita selalu bisa memotivasi diri kita sendiri. Seolah dapat digambarkan besar pengaruh motivasi dari diri sendiri itu sebesar 99%, sedangkan dari orang lain hanya 1%. Tanpa kekuatan batin, maka sulit untuk mengembalikan semangat dari jiwa kita setelah kita mengalami suasana hati yang kurang menyenangkan. Dan dengan menggerakkan tubuh untuk bekerja, maka otak kita akan ikut aktif lagi. Energi yang kita keluarkan pelan-pelan akan mampu menghapus rasa malas, dan lesu yang ada pada pikiran dan hati kita. Bisa ditambah dengan hal-hal menarik lainnya seperti mendengarkan musik kesukaan kita atau makan makanan yang dapat membuat semangat kita hadir kembali.

Dan begitulah sekiranya diri kita ini layak disebut sebagai guru yang bijak terhadap diri kita sendiri. Tetap semangat yuuuk...! :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun