Pendidikan merupakan suatu kegiatan untuk membangun dan mengembangkan kepribadian manusia baik secara mental ataupun fisik. Menurut Heidrachman (1997:77), pendidikan merupakan sebuah kegiatan untuk mengembangkan pengetahuan seseorang yang di dalamnya juga termasuk mengembangkan teori, keterampilan serta mampu mencari solusi atas permasalahan-permasalahan yang ada. Di dalam sebuah pendidikan terdapat sebuah aktifitas yang kita sebut belajar.Â
Belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku nyata yang dapat diukur dan dirasakan oleh panca indera manusia. Belajar sejatinya memiliki tujuan. Seorang tokoh yang sangat dikenal oleh guru-guru karena kontribusinya di dalam dunia pendidikan adalah Benjamin S. Bloom mengembangkan sebuah teori  yang disebut Bloom Taxonomy pada tahun 1956.Â
Benjamis S. Bloom merupakan seorang psikolog pendidikan yang terkenal dan lahir di Lansford, Pennsylvania 21 February 1913. Kontribusi utamanya penyusunan taksonomi tujuan pendidikan dan pembuatan teori belajar tuntas yang dibagi menjadi tiga ranah (domain) yaitu kognitif, psikomotor dan afektif.Â
Menurut Bloom, ada proses hirarki berpikir di dalam sebuah pembelajaran. Seorang anak harus mampu menguasai keterampilan rendah untuk bisa mencapai keterampilan tingkat tinggi. Pada ranah kognitif, Bloom menekankan aspek intelektual seperti pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi.Â
Sementara untuk ranah psikomotor, Bloom membagi ke dalam beberapa tahapan yaitu persepsi, kesiapan, gerakan terarah, gerakan terbiasa, gerakan kompleks dan kreativitas.Â
Ranah psikomotor menekankan keterampilan motoric pada seorang siswa. Ranah yang berikutnya adalah ranah afektif, ranah ini menekankan perasaan atau emosi yang dibagi menjadi beberapa tahapan yaitu menerima, berpartisipasi, menilai, mengorganisasikan dan membentuk pola hidup. Teori Bloom Taxonomy banyak digunakan di era pendidikan abad 21. Berikut adalah kelebihan dan kekurangan bloom taxonomy:
Kelebihan
- Pendidikan berdasarkan taksonomi Bloom lebih fokus pada kemampuan (skill) dari pada konten (hafalan materi).
- Dengan taksonomi Bloom, pengajar bisa mengendalikan dan menyesuaikan tujuan belajar, aktivitas belajar dan proses evaluasi dengan mudah.
- Taksonomi Bloom bisa digunakan di berbagai mata pelajaran atau lintas disiplin ilmu.
- Dapat Membentuk kemampuan kognitif. Membentuk kemampuan afektif, Membentuk kemampuan psikomotorik dengan baik.
- Mengembangkan pemikiran kritis dan kemampuan kognitif tingkat tinggi.
Kekurangan:
- Dengan adanya tingkatan perbedaan LOT dan HOT, pengajar cenderung mengabaikan proses berpikir tingkat rendah dan berlomba-lomba mengejar tingkat atas.
- Tidak konsistennya sifat hirarki taksonomi.
- Memiliki beberapa kritikan tentang piramida bloom : semua kegiatan tidak harus melewati semua tahap secara berurutan, tahap pembelajaran dapat dimulai dari tahap mana saja tergantung kreasi tiap orang, banyak juga yang mengkritik 3 tahap atas higher level sebenarnya bersifat setara.
Berangkat dari kekurangan inilah, kemudian murid dari Benjamin S. Bloom yaitu Anderson, L.W. & Krathwohl, D.R pada tahun 2001. Berikut perubahan-perubahan yang dilakukan oleh Anderson dan Krathwohl:
- Revisi Taksonomi Bloom berfokus pada aplikasi.
- Perubahan pada Terminologi:
- Perubahan setiap kata kunci dari kata benda menjadi kata kerja.
- Urutan level pada taksonomi lama dan baru masih sama yaitu dari terendah hingga tertinggi.
- Perubahan mendasar terletak pada C5 dan C6
Selain dari pada itu, revisi bloom taxonomy juga mengedepankan proses berpikir sehingga, satu kata kerja operasional bisa berada di tahapan yang berbeda tergantung pada proses berpikir yang dilakukan oleh peserta didik.
Melalui pembahasan ini, diharapkan bahwa guru dapat menggunakan dan memaksimalkan penggunaan bloom taksonomi di dalam kelas seperti mengembangkan strategi pembelajaran yang kreatif, mengembangkan rencana pembelajaran dan tujuan pembelajaran, serta dapat menggunakan bloom taxonomy dalam mengembangkan asesmen yang diberikan kepada siswa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H