Mohon tunggu...
Sendi Wijaya
Sendi Wijaya Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa Mpd Univeritas Pelita Harapan

Seorang mahasiswa magister pendidikan di Universitas Pelita Harapan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

9 Level Pembelajaran oleh Robert M. Gagne

14 Oktober 2021   19:26 Diperbarui: 14 Oktober 2021   19:42 810
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Robert Mills Gagne merupakan seorang berkebangsaan Amerika yang lahir pada 21 Agustus 1916 di North Andover, Massachusetts. Beliau merupakan psikolog pendidikan yang termasyur yang menemukan banyak teori di bidang pendidikan. 

Salah satu teori belajar yang ia temukan memadukan teori behaviorisme dan kognitivisme yang berpusat pada teori pemrosesan informasi. Teori ini dikenal sebagai Gagne's Nine Levels of Learning atau bisa disebut sebagai 9 tahap pembelajaran Gagne. 

Menurut Gagne proses belajar tidak hanya terjadi dari dalam individu melainkan juga dari luar (eksternal) di mana terdapat rangsangan dari lingkungan sekitar yang dapat memberikan pengaruh terhadap suatu individu di dalam proses pembelajarannya yang kemudian lahirlah teori 9 tahap pembelajaran Gagne.

Tahap pertama adalah gain attention (mendapatkan perhatian), sebelum memulai pelajaran, di dalam rencana pembelajaran yang akan dibuat, ada baiknya seorang guru memikirkan kegiatan yang dapat menarik perhatian murid-murid agar lebih memiliki motivasi untuk mempelajari materi yang hendak diajarkan oleh guru. 

Apabila kita bandingkan dengan Understanding by Design oleh Grant Wiggins, tahap ini serupa dengan tahap engagement di dalam 5E.

Tahap kedua adalah inform the objectives (menyatakan tujuan pembelajaran), memberitahukan tujuan pembelajaran kepada murid-murid sebelum masuk ke materi inti sangatlah penting. 

Tidak hanya memberitahukan tujuan pembelajaran, Gagne juga mendorong guru di dalam tahapan ini untuk memberitahukan kepada murid-murid alasan kenapa mereka harus mempelajari ini dan mengapa ini penting dan nantinya berguna untuk mereka. Dengan begitu siswa akan lebih termotivasi untuk mempelajari materi tersebut.

Tahapan ketiga adalah recall prior knowledge (mengingatkan kembali), menurut Alhamuddin (2019), pendidikan itu bersifat spiral, apa yang sudah dipelajari siswa sebelumnya memiliki hubungan baik langsung ataupun secara tidak langsung dengan materi yang akan diajarkan selanjutnya. 

Pada tahapan ketiga ini, Gagne juga mendorong guru untuk mengingatkan Kembali pengetahuan yang pernah dimiliki oleh murid-murid dengan tujuan agar murid-murid dapat mengingat 

Kembali pelajaran sebelumnya. Kemudian kaitkan pengetahuan murid sebelumnya dengan pembelajaran yang sedang akan diajarkan, sehingga murid-murid dapat memiliki pemahaman bahwa apa yang mereka pelajari di sesi atau level sebelumnya tidaklah tidak berhubungan, malah sebaliknya diperlukan untuk mereka bisa memahamai pelajaran berikutnya.

Tahapan keempat adalah presenting the stimulus (menyajikan materi pembelajaran), sampaikan pembelajaran dengan menggunakan metode yang menarik dan sebisa mungkin terstruktur sehingga pola pembelajaran dapat terlihat dan dirasakan oleh murid.

Tahapan yang kelima adalah provide learner a guidance (memberikan bimbingan), di dalam pembelajaran, pasti ada saja murid yang memiliki kesulitan dalam mehamai materi yang diajarkan, di saat situasi seperti ini, fungsi guru sebagai tutor sangatlah diperlukan. Dengan menyediakan panduan-panduan maka murid akan merasa terbantu dan lebih percaya diri. 

Panduan-panduan yang diberikan hendaknya dapat memancing murid untuk berpikir lebih kritis dan kreatif sehingga murid memiliki "sense of success" di dalam pembelajaran tersebut.

Tahapan ke enam adalah elicit performance (latihan kinerja), dalam tahapan ini, hendaknya guru memberikan kesempatan kepada murid untuk mengaktualisasikan pengetahuan yang sudah mereka dapatkan melalui kegiatan-kegiatan yang dapat melatih keterampilan baru dalam rangka internalisasi pengetahuan baru. 

Dapat dilakukan dengan beberapa kegiatan seperti kerja kelompok, diskusi kelompok, debat, demonstrasi dan presentasi.

Tahapan ke tujuh adalah provide feedback (umpan balik), pada tahap ini, guru diharapkan mampu memberikan umpan balik atas dasar kegiatan yang sudah dilakukan. Umpan balik yang bersifat membangun dan positif akan sangat membantu siswa untuk menyadari kekurangannya tanpa merasa bersalah dan mengetahui kelebihannya dengan baik.

Tahapan ke delapan adalah assess performance (memberikan penilaian kinerja), setelah pembelajaran usai dilakukan, segeralah lakukan penilaian kinerja. 

Hal ini berguna bagi guru dan murid untuk mengetahui seberapa banyak atau jauh murid sudah memahami materi ajar yang diberikan. Gunakan penilaian kinerja yang kreatif dan membangun keterampilan berpikir kritis siswa.

Tahapan yang terakhir adalah enhance retention and transfer (meningkatkan daya ingat dan alih pengetahuan), pada tahapan ini guru diminta untuk memberikan kesadaran kepada murid bagaiman pengetahuan yang sudah mereka pelajari dapat digunakan di dalam kehidupan sehari-hari. 

Sehingga daya ingat murid akan pelajaran dapat meningkat. Guru dapat melakukan beberapa kegiatan seperti memberikan studi kasus atau masalah sehari-hari.

Dari penjelasan rangkaian tahapan yang sudah disampaikan oleh Gagne, dapat kita simpulkan bahwa 9 tahapan ini sangatlah berguna dan bermanfaat untuk meningkatkan kretivitas guru dalam menyampaikan pembelajaran yang lebih terstruktur. 

Selain itu melalui 9 tahapan ini juga murid dapat mengembangkan rasa ingin tahu murid dan dapat lebih menghubungkan pembelajaran mereka ke dalam kehidupan sehari -- hari karena memang itulah yang diharapkan oleh semua orang baik guru ataupun orangtua. Selain itu dengan adanya tahapan memberikan bimbingan, ini tentu saja dapat membantu siswa yang lemah secara akademik dan meningkatkan kepercayaan diri mereka.

Namun demikian, semua tahapan ini dirancang oleh guru dan sepenuhnya dikendalikan oleh guru dari awal hingga akhir sehingga kurang begitu efektif untuk meningkatkan keterampilan berpikir kreatif murid dan  meningkatkan resiko perubahan orientasi yang hanya berfokus pada hasil belajar saja. 

Untuk itu saya mendorong para guru, untuk tidak hanya berpaku pada 9 tahapan pembelajaran Gagne saja di dalam merancang pembelajaran di kelas, melainkan juga mencoba untuk mengkombinasikan pembelajaran yang juga berpusat pada murid atau students center dengan begitu keterampilan berpikir kritis dan kreatif murid dapat juga meningkat.


Referensi:

elearningindustry.com
www.niu.edu

Gagne's Nine Levels of Learning -- Management Training From MIND tools

Northern Illinois University, Faculty of Development and Instructional Design Centre, www.NIU.edu.facdev

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pebelajaran, Jakarta:Penerbit Kerjasama Pusat Perbukuan Depdiknas dan PT Rineka Cipta, 2002


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun