Aku di sini, terperangkap dalam dimensi sunyi,
Di mana bayanganmu menari di setiap sudut memori.
Rindu ini merambati jiwa, bagai benalu yang tak terperi,
Menerkam hati dengan rasa hampa yang tak terperi.
Kamu di sana, entah di mana, aku tak tahu,
Apakah kau merasakan rindu yang sama, seperti yang kurasakan sekarang?
Ataukah kau telah melupakan, janji dan kenangan yang terukir indah?
Meninggalkan aku terombang-ambing, di lautan keraguan yang tak berarah.
Aku merajut doa di setiap helaan nafas,
Semoga semesta mengantarkan rindu ini kepadamu,
Menembus batas ruang dan waktu yang memisahkan,
Dan membawa kita kembali ke dalam pelukan cinta yang tak tergantikan.
Aku tahu, rindu ini takkan pernah sirna,
Ia akan selalu berbisik di setiap detik yang bergulir,
Menjadi saksi bisu cinta yang tak terhingga,
Antara aku, kamu, dan rindu yang tak terperi.
Di suatu hari nanti, aku yakin,
Kita akan kembali bertemu di bawah langit yang sama,
Menyatukan kembali hati yang terbelah,
Dan merajut kisah cinta yang takkan pernah terlupa.
Rindu ini adalah puisi tanpa akhir,
Yang terukir di setiap lembar hati yang terdalam,
Menjadi pengingat bahwa cinta kita takkan pernah padam,
Diantara aku, kamu, dan rindu yang abadi selamanya.
Puisi ini
Puisi ini berjudul "Diantara Aku, Kamu, dan Rindu yang Berbisik". Puisi ini menceritakan tentang rasa rindu yang mendalam terhadap seseorang yang dicintai. Rindu ini begitu kuat dan tak tertahankan, sehingga terasa seperti benalu yang merambati jiwa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI