Tangan keriput menggenggam erat frame kayu,
Memandang jejak masa lalu yang terpajang di situ.
Rambut bagai benang perak dihiasi cahaya senja,
Menyulam kisah hidup dalam jiwa.
Wajah bergurat dengan tinta pengalaman,
Mata bening menyimpan bintik kenangan.
Masa muda berlari kencang bagai angin ribut,
Kini tinggal gema tawa dan bisik sendu.
Kenangan manis bermekaran bak sakura musim semi,
Cinta pertama, persahabatan, mimpi setinggi langit.
Duka nestapa pun hadir bak hujan badai,
Menyisakan bekas luka meski telah hening.
Meski langkah tak lagi tegap, hati tetap teguh,
Menikmati senja dengan senyum dan syukur penuh.
Harta terindah bukan emas permata,
Tapi pengalaman hidup yang terukir di jiwa.
Benang perak di rambut senja, bukan akhir cerita,
Melainkan bab baru beraroma kebijaksanaan.
Menikmati sisa waktu dengan damai dan bahagia,
Menyambut malam dengan ketenangan jiwa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H