Mohon tunggu...
Sendi Suwantoro
Sendi Suwantoro Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua SEMA FTIK IAIN Ponorogo 2023/2024

Jangan pernah meremehkan orang walaupun bersalah jangan memandang diri sendiri ketika punya kelebihan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kisah Rembulan dan Pelita Kecil

25 Januari 2024   09:13 Diperbarui: 25 Januari 2024   09:16 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pixabay.com/id/photos/lilin-terang-dalam-gelap-harapan-1144728/


Mentari telah lelahkan diri,
Menyerahkan cakrawala pada sang rembulan berseri.
Sinarnya lembut membelai bumi,
Menepis gulita, membawa damai nan abadi.

Rembulan, sang permaisuri malam,
Menebarkan pesonanya dengan khidmat dan alam.
Cahayanya temaram, namun berdaya,
Menyingkap rahasia yang tersembunyi di baliknya.

Tapi di sudut kecil tak jauh dari sana,
Pelita kecil berkerdip-kerdip dengan nada.
Api mungil menari-nari penuh semangat,
Menolak menyerah pada gelap yang melanda penat.

"Rembulan," bisik pelita dengan suara lirih,
"Mengapa engkau begitu anggun dan bersinar tak henti?"

Rembulan tersenyum bijaksana,
"Pelita kecil, kau tak perlu iri pada sinarku yang perkasa.
Kita diciptakan dengan tujuan berbeda,
Tapi sama-sama membawa terang di dunia."

Pelita kecil termenung, lalu mengangguk perlahan,
"Aku mengerti sekarang. Meski tak seterang engkau, Rembulan,
Aku akan tetap bersinar dengan caraku sendiri.
Menyinari sudut-sudut gelap yang tak terjangkau mentari."

Maka malam itu, bersinarlah dua sumber cahaya,
Rembulan di langit dengan keagungannya,
Pelita kecil di bumi dengan ketulusannya.
Keduanya saling melengkapi,
Menciptakan harmoni terang yang indah sekali.

Jadi, kawan, jika kau merasa kecil dan redup,
Janganlah bersedih dan cepat menyerah.
Bersinarlah dengan caramu sendiri,
Sebab setiap cahaya, betapapun kecil,
Memiliki arti dan keindahannya tersendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun