Waktu, pasir lembut di jemariku,
Menyelinap, tak tergenggam, meski kuaku.
Jejak kaki kugoreskan dengan ragu,
Namun ombak datang, menghapus pilu.
Dulu, tawa berderai mengguncang udara,
Senyum cerah mewarnai dunia.
Kini, hanya gema kenangan yang tinggal,
Seiring langkah tertinggal jauh di kala.
Bunga mekar, harum semerbak memikat mata,
Kelopak kuncup, gugur tanpa suara.
Begitulah berlalu, tak bisa dipaksa,
Masa muda, cinta, mimpi yang fana.
Tapi jangan risau, meski waktu menyingkir,
Ada jejak terpahat dalam ingatan.
Pelajaran, hikmah, cinta yang tak terlusir,
Menjadi bekal mengarungi kehidupan.
Jadi, langkahkan kaki, biarkan jejak tercipta,
Tak perlu takut dihapus ombak zaman.
Hiduplah penuh warna, meski waktu menyapa,
Karena kenangan indah abadi tersimpan.
Maka, teruslah melangkah, berlari, dan berlari,
Jejak kaki di pasir waktu takkan henti.
Raih mimpi, wujudkan asa tanpa henti,
Bersama senyum, sambut hari di hati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H