Gemuruh bambu terdengar bagai cello yang berbisik,
Gemericik air sungai melantunkan seruling tanpa henti.
Hujan datang, atap rumbia berdentang ritmis,
Sebuah simfoni orkestra perkusi yang gegap gempita,
Langit kelabu menjadi panggung pertunjukan,
Kilatan petir bagai lampu sorot yang dramatis.
Malam tiba, kunang-kunang berkerlap bak lampu panggung,
Jangkrik bernyanyi, serenada alam yang syahdu,
Bintang-bintang bak penonton yang terpukau,
Menikmati pertunjukan alam yang tak pernah redup.
Rumahku, bukan sekadar tempat bernaung,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!