Mohon tunggu...
Sendi Suwantoro
Sendi Suwantoro Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua SEMA FTIK IAIN Ponorogo 2023/2024

Jangan pernah meremehkan orang walaupun bersalah jangan memandang diri sendiri ketika punya kelebihan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mimpi di Bawah Bintang

14 Januari 2024   09:55 Diperbarui: 14 Januari 2024   10:04 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi itu, aku dan teman-temanku, Andi, Budi, dan Rani, berangkat ke pantai untuk berkemah. Kami sudah merencanakan ini selama beberapa minggu, dan kami sangat bersemangat.

Perjalanan kami memakan waktu sekitar dua jam, dan kami tiba di pantai pada sore hari. Pantainya sangat indah, dengan pasir putih yang lembut dan air laut yang jernih. Kami langsung mendirikan tenda dan mulai menyiapkan makanan.

Setelah makan malam, kami duduk di tepi pantai, menikmati pemandangan matahari terbenam yang indah. Matahari perlahan tenggelam di balik cakrawala, meninggalkan langit yang berwarna jingga keemasan. Kami berbincang-bincang sambil mendengarkan deburan ombak.

Malam harinya, kami duduk di sekitar api unggun, bercerita dan bernyanyi. Bintang-bintang berkelap-kelip di langit, dan bulan purnama bersinar terang. Aku merasa sangat bahagia, berada di sini bersama teman-temanku.

Pada tengah malam, aku terbangun karena mendengar suara ombak. Aku keluar dari tenda dan berjalan ke tepi pantai. Ombak berdebur lembut, dan angin sepoi-sepoi berhembus. Aku duduk di pasir, memandangi bintang-bintang.

Aku merasa sangat tenang dan damai. Aku merasa seperti berada di tempat yang jauh dari hiruk pikuk kota. Aku membayangkan, jika aku bisa tinggal di sini selamanya, akan sangat menyenangkan.

Aku menutup mata dan mendengarkan suara ombak. Aku merasa seperti sedang bermimpi. Aku bermimpi tentang masa depan yang cerah, di mana aku bisa hidup bahagia bersama orang-orang yang aku cintai.

Pagi harinya, aku terbangun dengan perasaan segar. Aku melihat teman-temanku masih tertidur di tenda. Aku berbisik, "Selamat pagi, teman-teman."

Baca juga: Ibu, Penjahit Mimpi

Mereka terbangun dan tersenyum melihatku. "Selamat pagi," kata mereka.

Kami sarapan dan kemudian mulai berkemas. Kami harus kembali ke kota sebelum sore hari.

Perjalanan pulang kami terasa sangat cepat. Kami semua merasa sedih karena harus berpisah dengan pantai yang indah itu.

Tapi kami tahu, kami akan kembali lagi suatu hari nanti. Kami akan kembali untuk menikmati keindahan pantai dan mimpi-mimpi yang tercipta di bawah bintang-bintang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun