Rara bukanlah gadis biasa. Bukan karena dia bisa terbang, bernapas api, atau punya kekuatan super. Kekuatan Rara terletak pada kakinya, tepatnya pada sepatu kets biru langit kesayangannya yang sudah usang dan penuh coretan tinta. Dengan sepatu itu, Rara bisa berlari kencang, meloncat tinggi, dan bahkan, menapak awan.
Awan adalah sahabat Rara. Sejak kecil, dia menghabiskan waktunya bermain di atas atap rumah, berlari di antara gumpalan awan putih, dan membayangkan dirinya sebagai penjelajah langit. Awan menjadi teman curhatnya, tempat tersembunyinya dari keramaian dunia, dan sumber imajinasinya yang tak pernah kering.
Suatu hari, langit kota Rara tercoreng. Asap pabrik membumbung tinggi, menutupi matahari, dan udara terasa berat. Awan-awan putih yang dulu menjadi permadani langit tak lagi bersinar. Mereka berubah menjadi awan kelabu, layaknya wajah cemberut yang sedih.
Rara khawatir. Dia tak tahan melihat sahabatnya, langit, dicengkeram kesedihan. Dia tahu harus berbuat sesuatu. Tapi apa yang bisa dilakukan seorang gadis kecil dengan sepatu kets usang?
Malam itu, di bawah cahaya bintang yang masih mengintip di antara awan kelabu, Rara mendapat ide. Dia akan berlari, berlari sekencang-kencangnyanya, dan melompat setinggi-tingginya untuk mengusir asap hitam dari langit. Dia akan mengembalikan senyum awan dan membawa kembali cahaya matahari.
Keesokan harinya, Rara mengenakan sepatu kets biru langitnya, yang sekarang tampak semakin kusam. Dia berdiri di atap rumah, bernapas dalam-dalam, dan berteriak, "Ayo, sahabat, kita usir asap jahat itu!"
Dengan sekuat tenaga, Rara berlari. Kakinya yang kecil menari di atas atap, ringan dan cepat. Dia melompat, meloncat tinggi, melampaui rumah-rumah dan pohon-pohon, hingga kakinya menyentuh awan kelabu.
Di atas awan, Rara berlari dan berlari. Dia mengejar asap hitam, mengibaskan debu dengan sekejap kaki dan teriakan lantang. Perlahan-lahan, awan kelabu terurai, terusir oleh semangat Rara yang tak kenal lelah.
Satu per satu, asap hitam menghilang. Matahari mengintip malu-malu, lalu bersinar terang, menerangi wajah awan yang kini tersenyum lebar. Langit kota Rara kembali biru, seperti hamparan kanvas tak bertepi.
Rara turun dari langit, kakinya berdebu dan senyumnya lebar. Dia telah mengalahkan asap hitam, menyelamatkan sahabatnya, dan mengembalikan cahaya ke kota. Dia membuktikan bahwa bahkan seorang gadis kecil dengan sepatu kets usang bisa menjadi pahlawan, pahlawan bagi awan dan pahlawan bagi langit.
Kisah Rara, si gadis penakluk awan, menjadi legenda di kota kecil itu. Dia mengajarkan kepada anak-anak lainnya bahwa kekuatan terbesar bukanlah sihir atau otot, melainkan tekad dan keberanian.Â
Dia mengajarkan bahwa untuk membuat perubahan, kita tak perlu menunggu besar, tak perlu punya sayap, kita hanya perlu melangkahkan kaki dan meyakini bahwa di atas langit, ada keajaiban yang menunggu untuk digapai.