Saat senja berganti malam, aku berpamitan untuk masuk ke rumah. Ibu memelukku erat, hangatnya sampai ke relung hatiku.
"Selamat malam, Nak," bisiknya lembut.
"Selamat malam, Bu," jawabku, membalas pelukannya erat.
Malam itu, aku tidur dengan nyenyak. Kehangatan senja dan pelukan Ibu masih terasa, memberi mimpi indah dan harapan baru. Aku tahu, di bawah langit manapun, dalam senja atau malam, pelukan Ibu akan selalu menjadi pelabuhan terhangat bagiku.
Cerita ini hanyalah sebagian kecil dari sekian banyak kisah cinta seorang ibu. Ibu, sosok yang selalu ada untuk kita, dalam suka maupun duka. Pelukannya yang hangat, semangatnya yang tak pernah padam, dan dukungannya yang tak mengenal batas, itulah yang membuat seorang ibu menjadi pelabuhan teraman di dunia.Â
Jadi, jangan pernah lupa untuk menghargai dan membahagiakan ibu kita. Semoga cerita ini bisa mengingatkan kita semua tentang arti cinta dan pengorbanan seorang ibu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H