Liburan merupakan momen yang ditunggu-tunggu oleh banyak orang. Setelah bekerja keras selama setahun, liburan menjadi kesempatan untuk bersantai, melepas penat, dan menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman-teman.Â
Namun, bagi sebagian orang, liburan yang berakhir justru dapat menimbulkan perasaan sedih, murung, dan tidak bersemangat. Kondisi ini dikenal dengan istilah "holiday blues".
Holiday blues dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain:
Perbedaan ekspektasi dan kenyataan. Saat liburan, kita sering memiliki ekspektasi yang tinggi. Kita berharap liburan akan menjadi momen yang sempurna, tanpa ada masalah atau gangguan. Namun, kenyataannya, liburan tidak selalu berjalan sesuai rencana. Hal ini dapat membuat kita merasa kecewa dan tidak puas.
Kurang aktivitas. Saat liburan, kita sering menghabiskan waktu untuk bersantai dan tidak melakukan aktivitas yang terlalu berat. Hal ini dapat menyebabkan kita merasa bosan dan tidak produktif.
Perubahan rutinitas. Liburan dapat mengubah rutinitas sehari-hari kita. Kita tidak perlu bangun pagi untuk bekerja atau sekolah. Kita juga tidak perlu beraktivitas rutin seperti biasa. Hal ini dapat membuat kita merasa stres dan tidak nyaman.
Gejala Holiday Blues
Gejala holiday blues dapat bervariasi dari orang ke orang. Namun, secara umum, gejala holiday blues meliputi:
- Perasaan sedih, murung, dan tidak bersemangat
- Kesulitan berkonsentrasi
- Kurang motivasi
- Peningkatan kecemasan dan stres
- Peningkatan nafsu makan atau penurunan nafsu makan
- Gangguan tidur
Cara Mengatasi Holiday Blues