Maya tersenyum, mengulurkan tangannya. "Mau cerita tentang latihanmu?"
Nina duduk di sampingnya, menceritakan segala penat dan lelahnya. Maya mendengarkan dengan sabar, sesekali mengangguk, sesekali tersenyum menyemangati. Sup hangat perlahan mengusir dingin, cerita-cerita perlahan mengusir kekhawatiran.
Nina menyadari, ibunya bukanlah superhero. Ia manusia biasa, dengan lelahnya sendiri, dengan tangisnya sendiri. Tapi cintanya pada Nina tak pernah biasa. Ia seperti langit vanili, luas dan lapang, selalu ada untuk Nina kapanpun, dalam cuaca apapun.
Dan Nina berdoa, semoga ia bisa menjadi langit vanili untuk Maya, suatu hari nanti. Langit yang teduh, yang penuh cerita, yang selalu mencintai, selamanya.
Pesan Moral
Cerpen ini ingin menyampaikan pesan bahwa ibu adalah sosok yang istimewa, penuh cinta dan pengorbanan. Mereka seperti langit yang luas dan lapang, selalu ada untuk kita kapanpun, dalam cuaca apapun. Kita pun, sebagai anak, harus belajar untuk menjadi langit vanili bagi ibu kita, memberikan cinta dan dukungan, layaknya ia telah memberikannya pada kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H