Mohon tunggu...
Sendi Suwantoro
Sendi Suwantoro Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua SEMA FTIK IAIN Ponorogo 2023/2024

Jangan pernah meremehkan orang walaupun bersalah jangan memandang diri sendiri ketika punya kelebihan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Candu, Kopi, dan Senja

4 Januari 2024   13:45 Diperbarui: 4 Januari 2024   21:30 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://depoknetwork.com/ragam/kopi-senja-dan-dirimu/

Dalam gurat senja yang merah merona,

Secangkir kopi hitamku mengepul aroma.

Diselingi hembusan angin senja yang menyapa,

Baca juga: Candu dan Kopi

Candu nikotin menari, mengurai segala nestapa.

Candu, oh candu, belitanmu nikmat nan pahit,

Bagai racun cinta yang tak kuasa ku hindari.

Setiap tarikan, kepulan asapmu menyihir,

Membawaku berlayar ke dunia penuh misteri.

Kopi, oh kopi, kawan setiaku sejak dini,

Pahitmu membangkitkan gairah di jiwa yang lelah ini.

Setiap tegukan, senyummu mekar di hati,

Menepiskan penat, membakar semangat yang nyaris padam.

Senja, oh senja, panggung drama langit petang,

Jingga keemasanmu menghapus gurat duka terpendam.

Dalam sapuan cahaya terakhirmu, aku tersesat,

Menikmati candu, menyesap kopi, melupakan segala keluh kesah.

Ketiga elemen ini, tak terpisahkan bagiku,

Candu, kopi, dan senja, harmoni yang menyihirku.

Dalam nikmat yang sesaat, aku temukan pelarian,

Dari dunia nyata yang terkadang terasa begitu kelam.

Namun, tahukah kau, oh candu, kopi, dan senja,

Bahwa kebahagiaan sejati takkan abadi hanya di pelukanmu.

Aku kan terus berjuang, merangkai mimpi nyata,

Agar candu, kopi, dan senja, hanyalah teman setia yang menenangkan, bukan candu yang menyesatkan.

Makna Puisi

Puisi ini menggambarkan keterikatan seseorang terhadap candu , kopi, dan senja. Ketiganya menjadi pelarian yang nikmat namun sesaat dari kesedihan dan penatnya kehidupan. Namun, puisi tersebut juga mengandung kesadaran bahwa kebahagiaan sejati tidak terletak pada pelarian, melainkan pada perjuangan merangkai mimpi nyata. Candu, kopi, dan senja dicitrakan sebagai teman setia yang menenangkan, namun tidak boleh menjadi candu yang menyesatkan.

Pelajaran yang Dapat Dipetik

Menikmati hal-hal sederhana dalam hidup itu penting, namun jangan sampai terjebak pada ketergantungan yang tidak sehat. Kebahagiaan yang sejati berasal dari usaha dan perjuangan untuk mencapai mimpi-mimpi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun