Menyemai harap tak mau padam.
Setitik demi setitik, kopi surut,
Rindu mengental, tak lagi sembunyi,
Ku hirup dalam, sampai habis tuntas,
Menyeruput kenangan dalam mimpi.
Makna di balik puisi ini tentang penikmatan secangkir kopi yang dihubungkan dengan perasaan rindu yang mendalam. Kopi hitam yang pekat menggambarkan kesedihan dan pahitnya perpisahan, sedangkan uapnya yang harum mewakili kenangan manis bersama. Setiap sesapan kopi menguras rindu, namun aroma dan kehangatannya menyisakan harap yang tak kunjung padam. Layaknya kopi yang habis, rindu mungkin mengental, tetapi dengan menikmatinya sampai tuntas, kita bisa terus mengingat dan menghargai kenangan indah yang pernah ada.
Puisi ini juga bermain dengan simbol-simbol:
Secangkir kopi Metafora untuk perjalanan atau pengalaman
Kopi hitam Kesedihan, perpisahan
Uap harum Kenangan manis
Sesapan Mengingat kembali