Mohon tunggu...
Sendi Suwantoro
Sendi Suwantoro Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua SEMA FTIK IAIN Ponorogo 2023/2024

Jangan pernah meremehkan orang walaupun bersalah jangan memandang diri sendiri ketika punya kelebihan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Secangkir Kopi dan Rindu

4 Januari 2024   06:40 Diperbarui: 4 Januari 2024   06:48 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menyemai harap tak mau padam.

Setitik demi setitik, kopi surut,

Rindu mengental, tak lagi sembunyi,

Ku hirup dalam, sampai habis tuntas,

Menyeruput kenangan dalam mimpi.

Makna di balik puisi ini tentang penikmatan secangkir kopi yang dihubungkan dengan perasaan rindu yang mendalam. Kopi hitam yang pekat menggambarkan kesedihan dan pahitnya perpisahan, sedangkan uapnya yang harum mewakili kenangan manis bersama. Setiap sesapan kopi menguras rindu, namun aroma dan kehangatannya menyisakan harap yang tak kunjung padam. Layaknya kopi yang habis, rindu mungkin mengental, tetapi dengan menikmatinya sampai tuntas, kita bisa terus mengingat dan menghargai kenangan indah yang pernah ada.

Puisi ini juga bermain dengan simbol-simbol:

Secangkir kopi Metafora untuk perjalanan atau pengalaman

Kopi hitam Kesedihan, perpisahan

Uap harum Kenangan manis

Sesapan Mengingat kembali

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun