Mohon tunggu...
Sendi Suwantoro
Sendi Suwantoro Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua SEMA FTIK IAIN Ponorogo 2023/2024

Jangan pernah meremehkan orang walaupun bersalah jangan memandang diri sendiri ketika punya kelebihan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Secangkir Kopi di Kala Mendung Hujan

4 Januari 2024   01:04 Diperbarui: 4 Januari 2024   01:05 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://semarangkotakopi.wordpress.com/

Langit kelabu, merajut senja

Hujan turun, memeluk sukma

Dingin menusuk, sunyi menyapa

Secangkir kopi, teman setia

Baca juga: Hujan

Aroma hitam, pekat membangkitkan

Semangat beku, yang kian padam

Seruput demi seruput, perlahan menghidupkan

Asa yang sempat, nyaris tenggelam

Di tiap bulir hujan, ada cerita

Tentang rindu, tentang duka

Di hembusan angin, ada bisikan nada

Tentang cinta, tentang sukma

Secangkir kopi, wadah renungan

Menyatu padu, dengan alam semesta

Menikmati hening, dalam gemuruh hujan

Mencari makna, di tiap butir yang jatuh

Makna hening, tentang kedamaian

Makna syukur, atas pemberian

Makna rindu, yang kan terobati

Makna cinta, yang kan abadi

Hujan reda, senja pergi

Secangkir kopi, tinggal sendiri

Menyimpan kisah, dalam sunyi

Hingga mentari, kembali berseri

Arti dari Puisi

Puisi ini menggambarkan suasana sendu dan sunyi akibat hujan dan mendung. Secangkir kopi menjadi teman setia, yang membangkitkan semangat dan menemani renungan. Hujan dan kopi dijadikan sebagai metafora untuk berbagai perasaan dan pengalaman hidup, seperti rindu, duka, cinta, dan sukma.

Hujan diibaratkan sebagai pembersih, yang membawa pergi keburukan dan kesedihan. Kopi diibaratkan sebagai semangat, yang menghidupkan kembali asa dan harapan. Hening di sela hujan dijadikan sebagai momen perenungan, untuk menemukan kedamaian dan rasa syukur.

Pada akhirnya, hujan reda dan secangkir kopi pun habis. Namun, kisah dan makna yang terkandung di dalamnya tetap tinggal, menunggu mentari kembali bersinar.

Puisi ini mengajarkan kita untuk:

Menikmati keindahan dan hikmah dari setiap keadaan, baik suka maupun duka.

Menemukan kekuatan dan kedamaian di dalam diri sendiri.

Mensyukuri setiap pemberian hidup, sekecil apapun.

Menjalani hidup dengan penuh kesadaran dan makna.

Semoga puisi ini dapat membawa ketenangan dan inspirasi bagi pembaca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun