pertanian kerap diasosiasikan dengan generasi tua, dengan tangan penuh keriput dan wajah terbakar matahari. Tapi anggapan itu perlahan terbantahkan. Generasi Z, yang dikenal dengan teknologi dan internet, ternyata mulai melirik dunia pertanian dengan semangat dan inovasi. Mengapa dan bagaimana generasi ini terjun ke sawah dan kebun, serta tantangan dan harapan apa yang mereka hadapi? Dulu, dunia
Mengapa Gen Z Memilih Bertani?
Beberapa alasan menarik Gen Z ke dunia pertanian, antara lain:
Mencari makna dan dampak nyata Generasi ini menginginkan pekerjaan yang menghasilkan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat. Bertani menawarkan kepuasan melihat bibit bertumbuh menjadi bahan pangan yang menghidupi banyak orang.
Kebebasan dan kewirausahaan Bekerja di pertanian terkadang dianggap lebih fleksibel dibandingkan dengan pekerjaan kantoran. Gen Z yang menyukai kebebasan dan jiwa mandiri melihat peluang untuk membangun usaha dan menjadi bos dari diri mereka sendiri.
Mencari solusi atas krisis iklim Generasi Z sangat peduli dengan isu lingkungan dan perubahan iklim. Bertani dengan metode organik dan berkelanjutan menjadi cara mereka berkontribusi pada perbaikan bumi.
Teknologi di pertanian Penggunaan drone, sensor pintar, dan aplikasi pertanian semakin canggih. Hal ini menarik minat Gen Z yang tech-savvy dan menyukai tantangan menggabungkan teknologi dengan tradisi.
Bagaimana Gen Z Bertani?
Gen Z membawa pendekatan baru ke dunia pertanian:
Pertanian urban Mereka memanfaatkan lahan terbatas di kota untuk bercocok tanam hidroponik atau aquaponik, bahkan memelihara hewan ternak mini.
Pertanian organik dan regeneratif Fokus pada metode ramah lingkungan, menjaga kesuburan tanah, dan membangun ekosistem pertanian yang berkelanjutan.
Pemasaran digital Gen Z memanfaatkan media sosial dan platform online untuk memasarkan hasil panen dan membangun komunitas petani muda.
Kerjasama dan berbagi pengetahuan Melalui komunitas online dan offline, Gen Z saling bertukar pengalaman, ide, dan inovasi dalam bertani.
Tantangan dan Harapan
Meskipun antusias, Gen Z petani menghadapi tantangan:
Akses lahan dan modal Harga tanah tinggi dan akses pinjaman keuangan untuk petani pemula masih terbatas.
Kurangnya infrastruktur dan pendidikan Infrastruktur pedesaan dan akses pendidikan pertanian modern belum sepenuhnya merata.
Mindset masyarakat Stigma negatif terhadap profesi petani masih ada, dan perlu diubah menjadi gambaran profesi yang modern, inovatif, dan menjanjikan.
Meski begitu, harapan besar ada pada Gen Z petani:
Memodernisasi dan menginovasi pertanian Generasi ini membawa pendekatan ilmiah, teknologi, dan kewirausahaan yang dapat memajukan sektor pertanian.
Menghubungkan konsumen dengan petani Gen Z dapat membangun jembatan antara produsen dan konsumen, menciptakan sistem pangan yang lebih transparan dan adil.
Menjaga keberlanjutan lingkungan Fokus pada pertanian organik dan regeneratif dapat berkontribusi pada perbaikan iklim dan ketahanan pangan.
Gen Z bertani bukan sekadar tren, tapi gerakan yang berpotensi mengubah masa depan pertanian. Dengan semangat, inovasi, dan kolaborasi, mereka berpeluang menjadi generasi yang tidak hanya menghidupi bumi, tapi juga menghidupkannya kembali. Mari dukung gerakan ini, beri apresiasi pada petani muda, dan jadilah konsumen yang lebih bijak. Bersama, kita bisa menumbuhkan masa depan yang hijau dan berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H