Mohon tunggu...
Senandung PutriNatasya
Senandung PutriNatasya Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Manajemen Emosional

25 Maret 2021   08:50 Diperbarui: 25 Maret 2021   09:31 670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

MANAJEMEN EMOSIONAL

            Manusia merupakan makhluk hidup yang paling sempurna dibanding makhluk lain yang diciptakan oleh Tuhan di muka bumi ini. Hal ini karena manusia memiliki akal, pikiran, maupun perasaan yang tidak dimiliki oleh makhluk lain. Namun, diantara manusia itu sendiri, tidak ada yang namanya manusia yang paling sempurna. Tidak ada manusia sempurna, artinya semua manusia memiliki kekurangannya masing-masing. Setiap insan memiliki karakteristik yang berbeda-beda, baik dari segi fisik, sikap, sifat, maupun pola pikirnya.

            Manusia juga makhluk sosial yang dapat membangun interaksi serta memerlukan bantuan orang lain. Untuk dapat membantu satu sama lain antarsesama manusia, maka perlu diciptakan hubungan yang baik. Namun, terkadang ada saja kendala yang menghalangi terciptanya hubungan baik tersebut, misalnya seperti disebabkan oleh kesalahpahaman yang tidak disengaja yang menimbulkan perselisihan. Perselisihan terjadi biasanya karena di kedua belah pihak tidak dapat berpikir jernih dan tidak dapat mengendalikan emosinya masing-masing.

            Pengendalian emosi/manajemen emosional ialah hal yang sangatlah penting. Emosi dalam tiap pribadi orang berbeda-beda. Pengelolaan emosi dapat dimulai dengan terlebih dahulu mengenali emosi diri sendiri, selanjutnya adalah belajar untuk mengendalikan/mengelola emosi tersebut. Apabila kita telagh berhasil mengelolanya, kita dapat belajar untuk mengenali dan memahami emosi orang lain disekitar kita lalu kemudian berinteraksi/menjalin hubungan baik dengan orang lain tersebut.

            Dalam masyarakat, masih saja terjadi banyak kasus yang dapat menyebabkan emosi seseorang tidak dapat dikendalikan lagi. Emosi yang tidak dapat dikendalikan lagi memungkinkan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Adapun contoh kasus yang dapat diangkat adalah kasus pembullyan Benjamin Carson (kandidat presiden Amerika Serikat).

            Benjamin Carson saat di Sekolah Dasar sering dihina oleh teman-teman kelasnya karena kulit hitam, sering mendapat penghinaan, Carson pernah melakukan percobaan pembunuhan terhadap teman yang menghinanya, namun tidak membawa korban. Peritiwa tersebut menjadi headline berita di seluruh benua Amerika, bermacam-macam spekulasi hingga memunculkan rasisme. Singkat cerita Carson tidak naik kelas, namun ibunya Sonya dan seorang gurunya dengan sabar membimbingnya. Setelah peristiwa tersebut, ia menjalani proses pendidikan yang baik dan mencapai prestasi gemilang. Pada usia 27 tahun, Carson tercatat sebagai seorang dokter ahli bedah menjadi keahliannya dan berhasil untuk pertama kali memisahkan bayi kembar di bagian belakang.

            Berdasarkan kasus tersebut, dapat kita nilai bahwa Carson melakukan percobaan pembunuhan karena sudah tidak dapat lagi mengendalikan emosinya. Pembullyan memanglah bukan hal yang patut dilakukan. Namun pembalasan dengan cara pembunuhan bukan hal yang tepat. Carson tidak menerima rasisme/penghinaan yang dilontarkan padanya sehingga melakukan percobaan pembunuhan tersebut. Namun setelah beberapa lama, Carson menjalani proses pendidikan yang baik dan prestasi yang gemilang. Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa Carson telah belajar dari masa lalunya, dengan pendidikannya sekaligus belajar memanajemen emosinya.

            Seperti yang telah dijelaskan diatas tadi, bahwa manajemen emosional dapat dilakukan dengan belajar mengenal emosi diri, belajar mengendalikannya, mengenal emosi orang lain, lalu membangun hubungan baik, sama halnya dengan Carson yang telah melakukan itu semua untuk mengelola emosionalnya. Manusia memang tempatnya salah, namun tidak ada kata terlambat untuk memperbaikinya, apalagi untuk kebaikan diri sendiri. Belajar dari Carson, yang membenahi dirinya dengan pendidikan yang secara tidak langsung juga dapat memberi pelajaran kepada kita bagaimana mengelola emosi dengan baik, serta melatih pandangan dan pemikiran yang kritis sehingga dapat menunjang kesuksesan di masa depan.

           

Nama   : Senandung Putri Natasya

NIM    : N011201100

GB      : 12

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun