Mohon tunggu...
NOVA SENANDUNG_23080260014
NOVA SENANDUNG_23080260014 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurusan Fisika UIN Walisongo

Mahasiswa Jurusan Fisika UIN Walisongo

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Fakta Sains! Isra Miraj Dipandang dari Segi Ilmu Fisika

4 Juni 2024   14:42 Diperbarui: 4 Juni 2024   15:16 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ilmu fisika mulai di pelajari dan di kembangkan sekitar pada abad 2400 SM, pada saat itu dalam menghitung masih menggunakan perkiraan dari sudut bintang di angkasa. Sejak adanya hal tersebut pelan pelan ilmu ini menarik banyak fisikawan untuk menggali lebih dalam percobaan Sederhana tadi.
Dalam perkembangannya ilmu fisika bukan hanya seputar matematika, gejala alam, ataupun perubahan benda, namun adanya perubahan teknologi sangat mempengaruhi pemahaman ini di era seterusnya.  Ilmu fisika dimulai sekitar tahun 1600M pada tahun ini lah batas fisika klasik dan moderen dimulai. Fisika moderen di mulai pada tahun 1900 M, dan salah satu ilmuan yang paling kontroversial pada masa ini adalah Albert Einstein dengan teori relativitas umum dan khususnya. 

Perkembangan ilmu pengetahuan saat ini selalu  melahirkan banyak keajaiban baru. Sebuah pemaparan teori yang sebelumnya diyakini benar selalu memiliki potensi untuk kemudian terbukti salah. Tidak terkecuali teori dari Einstein. Teori Relativitas Enstein adalah Pengembangan dari Relativitas waktu yang telah di buktikan secara ilmiah. 

Enstein mengungkapkan beberapa teori salah satunya disebut "teori relativitas khusus Einstein" merupakan teori yang menunjukan adanya konsep kecepatan waktu, yaitu "kecepatan membuat waktu relatif". Waktu merupakan variabel fisik yang dapat terpengaruh karena tidak adanya kerangka acuan universal. 

Jika suatu kerangka acuan bergerak relatif terhadap kerangka acuan lain yang diam, maka waktu yang dialami seseorang dalam kerangka acuan yang bergerak akan berbeda dengan waktu dalam erangka acuan diam. Stasioner, tetapi ini hanya berlaku jika gerakan memiliki kecepatan yang sama perbedaan waktu ini dikenal dengan konsep dilatasi waktu (relativitas waktu).

Teori relativitas umum Einstein adalah teori yang menggunakan ruang melengkung untuk  menggambarkan dunia fisik. Jika kita ingin melampaui diskusi dangkal mengenai hubungan fisik, kita perlu mengembangkan persamaan yang tepat untuk menangani ruang melengkung. 

Ada metode matematika yang sudah mapan, tetapi agak rumit untuk dipahami. Einstein menggabungkan teori  sebelumnya, yaitu teori relativitas khusus dengan hukum gravitasi Newton. Ia melakukan ini  dengan memandang gravitasi bukan sebagai suatu gaya, melainkan sebagai  manifestasi  kelengkungan ruang dan waktu.

Postulat  pertama Einstein menjelaskan bahwa tidak ada percobaan  yang dapat menghitung kecepatan relatif terhadap acuan absolut, yang dapat kita lakukan adalah menghitung kecepatan relatif suatu kerangka acuan  terhadap kerangka acuan lainnya. Misalnya, jika  mengukur kecepatan, momentum, atau waktu  suatu benda, ia selalu berhubungan dengan benda lain. 

Postulat kedua Einstein menyatakan  bahwa cepat rambat cahaya ke segala arah selalu sama. Di semua sistem koordinat semua pengamat dalam tahun berada dalam ruang hampa. Artinya tidak  ada  kecepatan materi yang lebih cepat dari kecepatan atau kecepatan cahaya. Oleh karena itu, kecepatan rambat cahaya disebut  kecepatan absolut .

Jika ada benda yang bergerak  lebih cepat dari kecepatan cahaya, ia dapat menempuh jarak di lain waktu, sehingga waktu berjalan mundur dan  jarak maju terhapus. Ketika seseorang melakukan perjalanan dengan kecepatan lebih lambat dari kecepatan cahaya, waktu akan berjalan seperti biasanya.

Keterkaitan Peristiwa Isra Mi'raj dengan teori relativitas Einstein secara sederhana dapat dimisalkan, dalam islam konsep tauhid menyatakan bahwa waktu dan ruang saling berhubungan dan berkaitan dengan benda-benda yang ada di lingkungan, segala sesuatu dalam kehidupan saling berhubungan dan hal ini dapat dilihat sebagai indikasi bahwa keduanya saling mempengaruhi. 

Lebih jauh lagi, konsep perspektif relativistik dapat dipandang menunjukkan bahwa Tuhanlah yang menentukan baik dan buruk, dan  kebenaran itu bersifat relatif, tergantung sudut pandang masing-masing individu. Dalam hal ini awalnya, relativitas khusus dianggap cocok untuk menjelaskan fenomena Isra Miraj, karena  Nabi Muhammad SAW diyakini mengalami modulasi  cahaya oleh malaikat Jibril dan  Buraq. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun