Mohon tunggu...
sena maulana
sena maulana Mohon Tunggu... Guru - pelajar

Muslim Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Umar dan Kisah Ketika Bertemu Ibu Pemasak Batu

1 November 2019   10:34 Diperbarui: 1 November 2019   10:39 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Umar Bin Khattab merupakan salah satu sahabat rasul yang menjadi Khalifah kedua setelah Abu Bakar Ash-Shiddiq. Umar merupakan sosok orang yang memiliki keberanian yang sangat berani memiliki kemauan yang keras juga dalam tekadnya, memiliki sikap peduli, tanggung jawab, serta lemah lembut.

Pada zaman Rasulullah Umar merupakan salah satu sosok yang ditaukuti karena gagah dan beraninya beliau terlebih lagi dalam ketika ada ancaman terhadap Islam. Walaupun dahulunya Umar merupakan bagian dari kafir Quraisy yang saat itu atas izin Allah Uman Bin Khattab memeluk agama Islam.

Dari itulah Umar bin Khattab kian hadir menemani Rasul dalam dakwahnya, adapun orang yang paling sering bersama Rasul iyalah Abu Bakar, dan Umar merupakan orang yang kedua setelah Abu Bakar As-Shiddiq.

Pada masa pemerintahannya Umar Bin Khattab memiliki kepribadian yang luar biasa. Dikisahkan ketika waktu kemarau panjang menghampiri negeri arab, di suatu malam, Umar ingin berjalan menuju desa terpencil dekat Madinah bersama asistennya Aslam, ketika ditengah jalannya saat itu Umar mendapati suatu tenda lusuh yang didalamnya terdengar keluh anak kecil kepada ibunya akan lapar yang dirasakan.

Dan ibunya tetap berkata, "Tunggu sebentar lagi nak" kata-kata itu selalu di jawab ibunya dikala keluh anak tersebut terlantur kepada ibunya. Hal itulah yag membuat terhenti, yang kemudian Umar mengucapkan salam serta meminta izin untuk mendekati seorang ibu tersebaut, dan ibu itu tidak tahu kalau didepannya ialah Umar.

Seraya Umar menanyainya, lalu ibu itu menjawab "Anakku sudah tidak makan sejak pagi hari" ibunya pun menyuruh anak itu berpuasa, berharap mendapat rezeki ketika waktu berbuka nanti. Namun sampai larut malampun tidak ada seorangpun yang datang memberi rezeki, sampai saat itu Umar menjumpainnya.

Singkat cerita, ketika Umar beserta Aslam penasaran akan yang ibu itu masak, mengapa tidak matang-matang, kemudian mereka mendekatai dan melihat apa yang ibu itu aduk diatas perapian tersebut, mereka terkejut karena yang dimasak ibu itu adalah batu, maka tidak matang-matang  dan segera Umar berdiri dan mengajak Aslam untuk kembali ke Madinah.

Sesampainya di Madinah,  dengan segera Umar mengambil sekarung gandum di baitul mal, dan memikulnya sendiri, dan kembali kekediaman orang tersebut dan ditengah perjalannya Aslam menawarkan kepadanya agar dia bisa memikulnya menggantikan Umar, lantas Umar berkata "apakah kau ingin menjerumuskanku ke neraka wahai Aslam, kau ingin menggantikan ku memikul ini, apakah kau ingin memikul bebanku ini di hari pembalasan kelak" dengan suara yang tinggi.

Dan sesampainya disana, saraya Umar dan Aslam memasak dan menyiapkan makan untuknya dan anaknya, dan setelah ibu dan anak itu makan hati Umar merasa tenang. Dan kemudian pada esok hari di perintahkan untuk menghadap Khalifah.

Dan terkejut ibnunya bahwa orang yang semalam menghampirinya dan memasakan makanan untuknya ialah Umar Amirul Mu'minin yang sempat terlantur oleh seorang ibu tersebut kata-kata yang buruk, kemudian seorang ibu meminta ma'af dan siap dihukum, namun apa yang dikatakan Umar, bahwa Umarlah yang merasa berdosa karena lalai akan rakyatnya yang kelaparan di wilayah kekuasaannya.

Itulah salah satu peran yang dilakukan Umar ketika masa pemerintahannya. Sikap tanggung jawab dari kepemimpinannya dan kemudian lemah lembut dan sadar diri akan tanggung jawabnya sebagai Khalifah yang menggambarkan betapa teguh dan kuatnya akan pendirian yang ia pegang dan ia merupakan seorang yang tegas dan berani, terlebih lagi dalam hal yang berkenaan dengan agama. Serta meninggalnya Umar yang dibunuh ketika sholat, menjadi tanda bahwa akan keperkasaan beliau tidak dapat dikalahkan didalam medan pertempuran atau yang lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun